Disebut Angker, Ini Penjelasan Resor MesaStila

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Disebut Angker, Ini Penjelasan Resor MesaStila

Eko Susanto - detikTravel
Senin, 26 Apr 2021 19:35 WIB
MesaStila resort and Spa di Magelang, Jateng
Resor MesaStila. Foto: Eko Susanto/detikTravel
Magelang -

Resor mewah di Magelang, MesaStila sempat digosipkan angker. Pengelola pun membantah hal tersebut dan menjelaskan fasilitas yang bisa dinikmati traveler.

MesaStila Resort and Spa dulunya bernama Losari Spa Retreat & Coffee Plantation Resort Magelang. Dulunya resor ini pernah digunakan Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menggelar rapat kabinet selama 3 hari mulai 1-3 Juli 2006.

"Kita terpilih menjadi tempat untuk rapat kabinet Presiden SBY pada tanggal 1 sampai 3 Juli 2006. Berada di 22 hektare, hamparan luas, udara sejuk, pepohonan banyak sekali," kata General Manager MesaStila Resort And Spa, Sugeng Sugiantoro kepada detikTravel, Kamis (22/4/2021).

Sugeng mengatakan, dulunya dari PT Lupita Amanda yang dijual menuju PT Recapital, yang memiliki Hotel Grand Kemang, pada Mei 2008. Kemudian, pemilik sekarang sesuai di notaris yakni Rosan P Roeslani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemiliknya (MesaStila) kalau dari sisi notaris 'saya melihat itu ada Komisarisnya Bapak Rosan P Roeslani. Dan saya mendengar, Pak Sandiaga Uno juga mempunyai saham disitu juga. Kita ini bagian dari pada anak perusahaan di bawah PT Recapital dan saya mendengar Pak Sandiaga Uno juga juga ada saham di PT Recapital. Jadi otomatis pasti punya saham disini juga, mungkin ya," ujarnya.

MesaStila resort and Spa di Magelang, JatengMesaStila resort and Spa di Magelang, Jateng. Foto: Eko Susanto/detikTravel

Menyinggung perihal soal angker di MesaStila, kata Sugeng, mempersilakan untuk datang langsung melihatnya. Konsep dari Losari menuju MesaStila berbeda. Kemudian, dulunya pangsa pasarnya dulunya 90 persen orang asing, sedangkan 10 persen orang Indonesia. Lalu seiring perkembangan zaman disesuaikan dengan kondisi saat ini.

ADVERTISEMENT

"Ya silakan datang ke sini, memang dulunya zamannya Losari kan konsepnya berbeda. Konsep dulunya keberadaan resort ini dengan pangsa pasar 90 persen orang asing. Dulunya redup, suasana tenang, karena memang pangsa pasarnya dulu 90 persen orang asing di Losari, zaman dibuka tahun 2004 sampai 2008. Dengan berjalannya waktu sekarang orang Indonesia pun punya kesenangan atau perhatian untuk menginap di resort," tuturnya.

"Kesan angker karena lampu, kesan angker itu karena satu areanya luas, banyak pepohonan, banyak bangunan kuno, sepi, tidak ada kerumunan karena kita hanya punya 30 vila. 30 vila kalau penuh kan akeh-akehe (paling banyak) 60 orang. Kami sekarang menyesuaikan beradaptasi dengan karakter tamu lokal. Kami sekarang 50 persen orang asing, 50 persen orang lokal, sebelum pandemi. Sekarang dengan pandemi, kebalikan 90 persen orang Indonesia, 10 persen orang asing yang tinggal di Indonesia," tutur Sugeng.

MesaStila resort and Spa di Magelang, JatengMesaStila resort and Spa di Magelang, Jateng. Foto: Eko Susanto/detikTravel

Adapun MesaStila ada 30 vila. Untuk harga vila mulai dari Rp4,9 juta hingga Rp24,5 juta sebagaimana dalam brosur yang ada. Namun demikian ada juga harga promosi.

"Rates yang murah Rp5 juta itu untuk yang dua orang, satu vila untuk dua orang. Ada 5 vila untuk 10 orang itu harganya Rp20 juta, tetapi tentunya kami ada harga promosi, sekarang orang Indonesia bisa menginap dengan Rp3 juta bisa atau bahkan dengan kondisi tertentu Rp2,5 juta sudah bisa. Karena kita tergantung tingkat hunian," kata Sugeng.

Untuk tamu yang menginap di MesaStila, kata Sugeng, selain breakfast, kemudian sore hari mendapatkan suguhan teh atau kopi beserta snack. Kemudian, tamu yang menginap mendapatkan fasilitas gratis tour kebun kopi, yoga pagi, keliling desa dan lain sebagainya.

"Tour kebun kopi, 'itu kalau tamu nggak menginap dia harus membayar Rp250.000 per orang'. Tamu juga bisa ikut aktivitas yoga pada pagi hari itu gratis, 'kalau tamu tidak menginap harus membayar Rp500.000 per orang,'. Tamu bisa keliling desa juga gratis di semua kegiatannya di pandu oleh guide kalau orang Indonesia pakai Bahasa Indonesia, kalau orang asing pakai Bahasa Inggris," kata dia.




(pin/pin)

Hide Ads