Samin Blora Punya Cara Nyeleneh nan Menjengkelkan Buat Lawan Belanda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Samin Blora Punya Cara Nyeleneh nan Menjengkelkan Buat Lawan Belanda

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 09 Jun 2021 11:03 WIB
Komunitas Samin Klopoduwur Blora
Anak-anak Samin Klopoduwur Blora bermain kekean (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Blora -

Selain pengarang besar Pramoedya Ananta Toer, minyak atau kayu jati, Kabupaten Blora juga lekat dengan komunitas Samin. Paham Samin atau Saminisme ini punya cara unik nan menjengkelkan untuk melawan penjajahan Belanda.

Sebelum membahas itu, mari kita berkenalan dengan Lasio (65). Ia keturunan ketiga dari Mbah Engkrek dan yang akan menjelaskan secara ringkas mengenai asal-usul paham Samin.

Samin Soerosentiko atau bernama asli Raden Kohar adalah penyebar pertama paham Samin mulai dari tahun 1890. Saat itu, ia berani menghadapi Belanda secara terang-terangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai seorang petani dari Desa Ploso Kediren, Randublatung, Blora dan lahir di tahun 1859, Samin Soerosentiko menolak sistem tatanan sosial yang memberatkan wong cilik. Itu karena ada penerapan standar barat.

Ajaran kebatinan Samin Soerosentiko pun diterima masyarakat hingga memiliki pengikut petani sebanyak 5.000 orang hingga tahun 1907. Belanda tak tinggal diam dan menangkapnya lalu diasingkan ke Sawahlunto, Sumatera Barat setahun berikutnya.

ADVERTISEMENT

Namun, ajaran Samin Soerosentiko tak padam dan malah mengena di hati masyarakat. Lalu pada tahun 1911, menantu Samin yakni Surohidin dan Raden Singgih (Mbah Engkrek) yang bermukim di Dukuh Karangpace, Desa Klopoduwur, melanjutkan perlawanan terhadap Belanda.

"Cara yang mereka lakukan adalah kebatinan. Mbah Engkrek pernah akan ditangkap namun tak pernah ditemukan di rumah, padahal ia sedang duduk di depan rumah," kata Lasio saat ditemui detikTravel beberapa waktu lalu.

Komunitas Samin Klopoduwur BloraLasio, Samin Klopoduwur Blora (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Jawaban-jawaban nyeleneh yang begitu melekat dari paham Samin yakni:

Ketika ditarik pajak tanah, mereka akan menjawab: Bumi kelahiranku sendiri kok ditarik uang. Apa aku bisa membuat uang?

Ketika ditanya, anaknya ada berapa? Padahal ada enam orang ya dia bilang dua. Kenapa dijawab demikian, karena ia hanya menyebut kelaminnya, yakni laki-laki dan perempuan.

Kalau ditanya, mbah mau ke mana? Mau ke depan. Mbah dari mana? Dari belakang.

Lalu Belanda jengkel dan para Samin dianggap orang gila, stress hingga tidak memiliki agama.

Ajaran Samin di masa kini

Hingga kini, ajaran Samin masih banyak diminati oleh traveler. Mereka datang dari berbagai daerah, ada yang dari Demak, Pati hingga Jawa Timur.

"Bahkan, banyak ustaz yang juga belajar paham ini, apalagi mahasiswa begitu banyak yang melakukan penelitian di sini," terang Lasio.

Lasio menyebut bahwa banyak yang bilang ajaran Samin ini adalah ajaran orang stress, gila, dan tidak punya agama. Tapi hal itu bisa dinilai apa benar demikian, karena kami:

1. Rukun dan tidak boleh menyakiti sanak keluarga dan orang lain
2. Tidak boleh membicarakan kejelekan sanak keluarga
3. Tidak membuat kecewa sanak keluarga
4. Kalau punya rezeki harus mau memberi, karena semua ini seduluran bukan orang lain.

Komunitas Samin Klopoduwur BloraPendapa Komunitas Samin Klopoduwur Blora (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

"Orang yang sudah berumur 40 tahun ke atas kalau ke Komunitas Samin ya niatnya belajar. Kadang di rumah sini dan kalau malam ya jalan-jalan di sekitar. Kami kalau berkumpul di hutan, sawah atau perempatan jalan, ngomong ngalor-ngidul," terang dia.

"Yang paling penting dalam menjalani kehidupan itu rukun sama semua orang," kata dia lagi.

Sebenarnya masih ada lagi beberapa ajaran Samin Klopoduwur Blora. Adapun ajaran itu berupa Panca Sesanti Sikep Samin, Panca Wewaler Sikep Samin, Sikep Samin Ponco Peniten, dan Panca Walika.

Atraksi-atraksi di Komunitas Samin Klopoduwur Blora

Pendapa dan toilet juga pelataran tempat berkumpul Komunitas Samin sudah 11 tahun dibangun. Selain pendapa, tidak ada tambahan atraksi di Komunitas Samin Klopoduwur ini.

Kata Lasio, sudah ada program yang mau dibuat oleh pemerintah tapi selalu gagal. Ia tidak tahu apa masalah utamanya.

"Setelah lebaran ada kabar bakal dibangun jalan masuk ke sini. Tapi belum ada kabar lagi," kata Lasio.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo dan Iriana pernah mendatangi Komunitas Samin Klopoduwur Blora beberapa tahun lalu. Di pendapa yang ia kunjungi itu kini sudah rusak di sana sini belum ada perbaikan lagi.

Bagi traveler yang mau berkunjung ke Komunitas Samin Klopoduwur Blora, kendaraan yang paling tepat adalah mobil pribadi atau motor. Jarak antara lokasi ke pusat kota sekira 15-20 menit saja.




(msl/ddn)

Hide Ads