Nama Kampung Jepang di Kepulauan Seribu tengah naik daun. Berikut cara dan aturan berkunjung ke sana saat pandemi Corona.
Semenjak diresmikan tahun ini, Kampung Jepang di Pulau Untung Jawa menjadi primadona wisata baru di Kepulauan Seribu. Sesuai namanya, destinasi wisata itu memang dibuat mirip dengan Jepang.
Kemiripan dengan Jepang itu turut didukung dengan hadirnya pohon sakura yang berjajar di tepi pantai. Hal itu pun diungkapkan oleh Ketua Dewan Kabupaten Kepulauan Seribu, Robin, pada detikTravel via sambungan telepon, Kamis (24/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti pasir putihnya. Orang kalau di Bali Lombok ada pohon kelapanya, kalau kita adanya pohon sakura," dia menjelaskan.
![]() |
Saat pandemi masih terkendali, tak sedikit wisatawan yang datang untuk berwisata. Sayang, jumlahnya kian menurun akibat pandemi COVID-19.
"Selama COVID-19 bisa diukur lah. Kemarin Covid tahap pertama hampir Sabtu Minggu 1.000 lebih. Pas sudah ketat paling 10-20 orang," kata dia.
Dewasa ini, wisatawan yang ingin datang ke Kepulauan Seribu memang dituntut surat negatif COVID-19. Akibatnya, hal itu juga menurunkan minat wisatawan yang datang. "Banyak orang terhalang karena anjurannya," ujar Robin.
Hingga saat ini Kampung Jepang masih terbuka untuk wisatawan. Namun, traveler wajib melengkapi persyaratan dan menaati prokes jika ingin datang berkunjung.
Baca juga: Ada Kampung Jepang di Kepulauan Seribu |
Selanjutnya: Cara Menuju Kampung Jepang Kepulauan Seribu
Cara ke Kampung Jepang di Kepulauan Seribu:
Traveler bisa berkunjung ke Kampung Jepang di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu via kapal dari tiga titik. Berikut lokasi keberangkatan termasuk biayanya.
- Marina Ancol: 30 menit perjalanan dengan biaya Rp 150 ribu PP.
- Dermaga Kaliadem Muara Angke via kapal nelayan/ dishub: 30 menit
- Tanjung Pasir: 20 menit perjalanan dengan biaya Rp 50 ribu PP.
Simak Video "Rasakan Hangatnya Makan Malam di Pinggir Pantai, Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta