Doddy mengatakan pengunjung yang datang ke Sanghyang Kenit kebanyakan masih wisatawan Bandung Raya. Sementara untuk wisatawan luar daerah belum begitu banyak.
"Masih dari Bandung Raya yang paling banyak. Karena selama pandemi ini penurunannya lumayan besar sampai 70 persen," beber Doddy.
Di tengah pandemi juga pihaknya melakukan sejumlah penataan kawasan agar wisatawan yang datang merasa lebih nyaman. Seperti warung-warung yang posisinya lebih teratur, area parkir, dan fasilitas penunjang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lumayan, ada penataan kawasan juga, sedikit demi sedikit saja. Untuk pengunjung yang datang kita wajibkan menerapkan protokol kesehatan ketat," ujar Doddy.
Sedikit membahas soal Sanghyang Kenit, penamaannya konon berasal dari kata 'kenit' yang berarti arus yang memutar. Versi lainnya yakni berasal dari nama domba kenit yang memiliki corak sabuk melingkar di badannya. Hewan itu dijadikan sesembahan oleh leluhur adat dan disembelih di area wisata sekarang.
Simak Video "Video: Berkemah di Kampung Ikan Lembah Tanjung Subang"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!