Karawang -
Puluhan warga Karawang ini membawa beberapa sesajian dan suguhan makanan juga beberapa pusaka. Mereka dalam tradisi tahunan penyucian peninggalan Seni Ajeng.
Penyelenggara, Muhidin (46), mengungkapkan bahwa gelaran penyucian pusaka peninggalan buyutnya yang seorang seniman Ajeng di Karawang merupakan tradisi turun temurun setiap tahun.
"Tradisi ini bertujuan untuk melestarikan tradisi turun temurun dari generasi ke generasi Uyut Masrin yang dikenal sebagai seorang seniman Ajeng juga pejuang di Karawang pada massa Raden Adipati Singaperbangsa," kata Muhidin yang dikenal dengan Kang Muhi keturunan kedelapan Uyut Masrin di lokasi penyucian pusaka, Kampung Cilewo, Desa Cadaskertajaya, Kecamatan Telagasari Karawang, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, adapun prosesi penyucian ini dengan membunyikan alat Seni Ajeng yang turun temurun diwariskan. Di antaranya bernama Goong Bende atau Goong Kecil, Goong Kempul dan Genjreng. Beberapa pusaka lain seperti keris dan semacamnya juga ikut disucikan.
"Jadi penyucian pusaka ini digelar di Makam uyut Masrin dan bukan hanya dari keturunan yang datang tapi dari masyarakat pun ikut hadir mengikuti prosesinya," katanya.
Tradisi penyucian pusaka Seni Ajeng (Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom) |
Dari pantauan detikTravel proses penyucian pusaka berlangsung kurang lebih dua jam dengan diawali pertunjukan alunan gamelan seni Ajeng yang dimainkan oleh keturunan Uyut Masrin.
Selain itu, ada sekitar 8 baskom berisikan hidangan khas dari turun temurun seperti Nasi Mogana. Bukan itu saja sesajian dan sebuah baskom berisikan air dan tujuh rupa bunga tampak menambah sakral tradisi yang digelar.
Tidak ada hanya itu, alunan musik gamelan Seni Ajeng yang dimainkan keturunannya seolah membawa penikmatnya ke masa lampau.
Berikutnya, sejarah Seni Ajeng Karawang >>>
Sejarah Seni Ajeng
Dari penuturan Abah Endang (60), keturunan ketujuh Uyut Masrin, mengungkapkan Seni Ajeng merupakan seni asli pada masa Raden Adipati Singaperbanga (1633).
Alat-alat itu biasa dipakai saat penyambutan tamu kehormatan. Seiring perkembangan zaman, Seni Ajeng dipakai untuk pernikahan dan perayaan sunat.
"Dulu itu dari cerita turun temurun, Uyut Masrin itu hidup di Masa Raden Adipati Singaperbangsa dan nama sebenarnya masih menjadi misteri. Karena katanya Uyut ini seorang Raden, bahkan banyak orang tidak dikenal datang dan berziarah ke makam Uyut Masrin," kata dia.
"Seni Ajeng dulu dipakai untuk menyambut tamu kehormatan dan seiring perkembangan zaman suka dipakai di hajatan, kawinan dan sunatan, tapi saat ini kesenian Ajeng ini hampir punah," terangnya.
Dikatakan Endang, terkait tahun pasti Seni Ajeng ini hadir di Karawang, ia mengakui tidak tahu lebih jelas tentang asal usul Seni Ajeng.
"Saya belum mendapat kejelasan kalau asal usul Seni Ajeng hadir di Karawang. Karena dari beberapa keturunan Uyut Masrin tidak pernah menjelaskan secara rinci penjelasan tentang Ajeng, hanya saja tradisi yang digelarnya saja yang diberikan," ungkapnya.
Sepengetahuan Endang, alat musik yang digunakan Seni Ajeng sebenarnya bukan hanya alat yang dipakai saat tradisi tadi.
 Tradisi penyucian pusaka Seni Ajeng (Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom) |
"Sebenarnya yang dimainkan tadi itu tidak lengkap alatnya, biasanya ada terompet dan Goong Angkog dan beberapa gamelan seperti Saron, Bonang dan Kenong tapi memang yang diwariskan hanya Goong Bende, Goong Kempul," tuturnya.
Kembali ke Kang Muhi, ia juga menuturkan kegiatan tradisi digelar dilakukan pada 14 Mulud atau Hari Peringatan Maulid Nabi dan hanya digelar oleh keturunan Uyut Masrin.
"Jadi tradisi ini sebenarnya tradisi keluarga Uyut Masrin dan digelar selalu pada 14 mulud atau dalam rangka peringatan maulid nabi juga, tapi sekarang yang datang banyak juga dari warga," katanya.
Diharapkannya, dengan tradisi ini diharapkan pelestarian Seni Ajeng bisa bertahan dan tidak punah.
"Dengan tradisi ini semoga Ajeng masih bisa hadir di tengah masyarakat dan keluarga, dan tidak punah dan hilang," tandasnya.
Simak Video "Video: Kala Sungai Citarum Berwarna Tosca Ternyata Tercemar Limbah"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan