Inilah terik yang kurindukan. Tentu saja bukan terik panas di siang bolong, namun lauk daging khas Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Suatu pagi pada awal pekan di bulan ini, olahan Warung Bu Spoed itu telah terhidang di atas pinggan sesaat setelah KA Progo dari Stasiun Pasar Senen Jakarta tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.
Tampilan hidangan karya generasi keempat pendiri warung ini mirip Rendang dari Ranah Minang. Sama-sama gurih lantaran dimasak dalam rendaman santan kelapa berbumbu kaya rempah. Bedanya, terik sama sekali tidak pedas. Bahkan, cenderung manis sebagaimana cita rasa kuliner kawasan ini.
Terik daging ini pun melambungkan ingatan pada masakan almarhumah ibu. Tak hanya daging sapi, di tangannya ayam, telor, tahu dan tempe pun menjelma sebagai isian terik. Barangkali hal itu berkaitan erat dengan kondisi keuangan keluarga, hahaha...
Namun apa pun bahannya, kasih sayang Bunda membuat semua olahannya terasa istimewa.
Tak hanya terik, tempat makan di dekat Alun-Alun Utara, tak jauh dari kawasan sentra kuliner Gudeg Wijilan Yogya itu menyajikan lebih dari 50 macam masakan rumahan setiap harinya.
Semua enak. Tinggal pilih mana yang disuka.
Perut kenyang, hati pun riang. Seli pun bergegas kembali menuju Stasiun Lempuyangan mengejar Kereta Komuter ke Solo.
Simak Video "Video: Suasana Stasiun Lempuyangan Yogyakarta Landai di H+7 Lebaran"
(fem/fem)