Tak perlu jauh-jauh ke Selandia Baru untuk menikmati hutan yang mirip di negeri dongeng. Di Banyuwangi juga ada lho. Namanya Hutan De Djawatan.
Baru berusia sekitar tiga tahun, pesona Hutan De Djawatan sudah masyur di kalangan wisatawan. Hutan De Djawatan bahkan menempati posisi kedua sebagai destinasi paling diminati di Banyuwangi setelah Pulau Merah.
Popularitas Hutan De Djawatan ini agaknya sesuai dengan keindahan alam di sana. Daya tarik utama destinasi ini adalah gugusan pohon trembesi yang membuat kesan seperti dalam dunia fiksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah wisatawan bahkan menyebutnya mirip latar Lord of The Rings di Selandia Baru. Jika traveler datang ke sana, memang rasanya dibuat pangling jika ini ada di Banyuwangi.
Tak cuma menyuguhkan pemandangan pohon trembesi, di sekitar Hutan De Djawatan juga terdapat kafe-kafe yang cocok untuk nongkrong. Jangan lewatkan juga beberapa spot foto menarik yang dapat kamu manfaatkan.
detikcom datang ke Hutan De Djawatan dalam rangkaian Ekspedisi 3.000 Kilometer bersama Wuling. Di masa pandemi COVID-19 ini, Hutan De Djawatan memberlakukan protokol kesehatan ketat.
"Kami memberlakukan prokes 5M. Ketat sekali. Ketika ada pengunjung yang tidak bermasker, kita suruh pulang," kata Manajer De Djawatan Bagus Joko.
Selain itu, diberlakukan juga social distancing dengan cara membagi jam buka tempat wisata dalam dua sesi. Sesi pertama adalah pukul 08.00-12.00 WIB dan sesi kedua pukul 13.00-17.00 WIB.
Semua wisatawan juga wajib masuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Artinya, yang boleh berwisata di Hutan De Djawatan hanyalah yang sudah divaksin.
Di samping itu, sekarang Hutan De Djawatan memberlakukan transaksi cashless. Wisatawan yang ingin ke sana juga dapat melakukan booking online melalui situs Banyuwangi Tourism.
Traveler yang penasaran ingin membuktikan sendiri keindahan Hutan De Djawatan, dapat datang langsung ke tempat wisata yang terletak di Benculuk, Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Tiket masuknya adalah Rp 5.000.
(pin/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!