Mahameru, gunung perkasa yang cantik rupawan. Di bali paras cantiknya, Semeru menyimpan banyak kisah, cerita dan kepercayaan.
Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dikenal dengan nama Mahameru, ketinggiannya mencapai 3.676 meter dari permukaan laut
Dalam legenda Jawa, Gunung Semeru dipercaya sebagai paku Pulau Jawa. Bagaimana kisahnya hingga dianggap demikian?
Legenda Gunung Semeru Sebagai Paku Pulau Jawa. Melansir dari buku Soe Hok Gie Sekali Lagi: Buku, Pesta, dan Cinta di Alam Bangsanya tulisan Rudi Badil dkk., ada kitab kuno bernama Tantu Pagelaran yang diyakini berasal dari abad ke-15. Di dalamnya dicatat bahwa suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di atas lautan.
Dalam legenda itu disebut, Batara Guru yang mana adalah penguasa tunggal, meminta para dewa dan raksasa untuk memindah Gunung Mahameru di India sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini 9 Fakta Mahameru |
Gunung Mahameru kemudian diletakkan di barat Pulau Jawa. Namun, karena bagian timur pulau ini terjungkit ke atas, akhirnya Gunung Mahameru dipindahkan ke timur.
Di perjalanan pemindahan ini, Gunung Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Ketika Gunung Mahameru berhasil diletakkan di sebelah timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara. Sehingga, dikisahkan ujung gunung tersebut dipotong dan potongannya itu diletakkan di barat laut. Potongan gunung tersebut diberi nama Gunung Pawitra yang kini dikenal sebagai Gunung Penanggungan.
Ditambahkan dari The Seven Summits of Indonesia tulisan tulisan Hendri Agustin, dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Semeru diyakini adalah napak dari Gunung Agung yang ada di Bali.
Sejarah Pendakian dan Letusan Gunung Semeru
Dalam The Seven Summits of Indonesia dicatat, orang yang pertama kali mendaki Gunung Semeru adalah ahli geologi dari Belanda bernama Clignet di tahun 1838. Dia mendaki dari arah barat daya melalui pintu Widodaren.
Selanjutnya, di tahun 1911 Van Gogh dan Heim juga mendaki, tapi melalui lereng urara. Di tahun 1945, ada seorang ahli botani Belanda yang mendaki melalui jalur utara, yaitu Ayek-ayek, Inder-inder, dan Kepolo.
Pasca pendakian di tahun 1945 tersebut, pendakian ke Gunung Semeru pada umumnya dilakukan dari arah utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo, seperti yang dilakukan saat ini.
Letusan pertama kali Gunung Semeru tercatat pada 8 November 1818. Berpuluh-puluh aktivitas Gunung Semeru kemudian berlanjut dan yang terakhir tercatat adalah pada akhir 2020 lalu sampai Januari 2021.
Simak Video "Video: Pendakian ke Gunung Semeru Kembali Dibuka, Para Pendaki Antusias"
(bnl/bnl)