Wisata Healing di Yogyakarta: Membatik di Kampung Giriloyo

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 23 Des 2021 08:11 WIB
Belajar membatik di Kampung Batik Giriloyo. Foto: Putu Intan/detikcom
Bantul -

Ingin menenangkan diri di Yogyakarta? Kamu bisa singgah di Kampung Batik Giriloyo. Selain disuguhi pemandangan alam nan asri, kamu juga dapat belajar membatik.

Kampung Batik Giriloyo terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Kampung ini berjarak sekitar 15 kilometer atau dapat ditempuh selama 40 menit berkendara dari Kota Yogyakarta.

detikcom bersama Traveloka sempat mampir ke Kampung Batik Giriloyo beberapa waktu lalu. Perjalanan menuju kampung ini sungguh menyenangkan karena traveler akan disuguhi pemandangan persawahan di kanan dan kiri jalan.

Sawah-sawah hijau yang tak ditemui di ibu kota menjadi obat tersendiri bagi traveler yang penat dengan kemacetan dan gedung bertingkat. Apalagi udara di Imogiri yang sejuk, membuat perasaan menjadi lebih nyaman.

Memasuki area perkampungan, traveler dapat melihat plang-plang usaha batik di depan rumah-rumah warga. Maklum, warga Kampung Batik Giriloyo memang mayoritas bekerja sebagai pembatik.

Kampung Batik Giriloyo bahkan disebut sebagai salah satu kampung tertua yang menghasilkan batik di Yogyakarta. Masyarakat di sana memiliki hubungan erat dengan batik sejak era Kerajaan Mataram pada abad ke-17. Di sebelah kampung ini juga terdapat Makam Raja Imogiri yang terkenal.

Kampung Batik Giriloyo. Foto: Putu Intan/detikcom

Tak jauh dari gerbang masuk kampung, kami singgah di Galeri Batik Tulis Giriloyo. Di sana, kami akan belajar membatik.

Batik yang kami buat adalah batik tulis. Ada sejumlah alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik, yaitu kain, malam, canting, kompor, serta pewarna.

Membatik di Kampung Batik Giriloyo ini menyenangkan karena peserta didampingi langsung oleh ibu-ibu perajin batik. Mereka dengan sabar membimbing kami menggoreskan canting pada pola yang sebelumnya sudah digambar di atas selembar kain katun.

Sebagai pemula, membatik bukanlah perkara mudah. Traveler harus mengambil malam panas menggunakan canting, lalu menggoreskannya pada kain dengan posisi sedikit dimiringkan. Bila takarannya tidak pas, malam tidak akan keluar atau justru luber.

Oleh sebab itu, butuh kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakannya. Perajin yang mendampingi kami, Wasihatun menjelaskan bahwa membatik dapat membantu untuk mengolah rasa.

"Membatik itu tidak perlu terburu-buru. Harus fokus dan sabar. Kalau ada yang salah, bisa dijadikan bentuk baru jadi pembatik juga harus kreatif," kata dia.

Belajar membatik di Kampung Batik Giriloyo. Foto: Putu Intan/detikcom

Di samping itu, suasana hati juga dapat mempengaruhi hasil membatik. Suasana hati yang sedang kacau dapat tercermin dari hasil batik yang berantakan.

"Itu bisa kelihatan. Kalau sedang tidak enak hati, nanti goresannya itu kacau. Tapi kalau kita senang, nanti hasilnya juga akan bagus," tuturnya.

Dengan demikian, membatik ini direkomendasikan bagi wisatawan yang ingin mendapatkan ketenangan jiwa. Wisatawan dapat fokus mengerjakan batik dan sejenak melupakan kegundahan.

Jika tertarik, traveler dapat datang ke Kampung Batik Giriloyo yang buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Untuk tarif belajar membatik ini bervariasi, mulai Rp 25 ribu-50 ribu per orang.



Simak Video "Video: Ide Oleh-oleh dari Yogyakarta yang Anti Mainstream"

(pin/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork