Cara muda-mudi berpacaran memang selalu berbeda tiap generasi. Nah, zaman dulu pacarannya seperti apa ya?
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika melakukan perjalanan ke Desa Beleq, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Pemandu lokal, Abdul Rozak, bercerita soal Desa Beleq yang menjadi cikal bakal perkampungan Sembalun. Di sana masih ada rumah bambu yang diturunkan dari generasi pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski kini tak ditempati lagi, namun wisatawan bisa berkeliling ke area rumah bambu sambil mendengarkan berbagai cerita menarik. Salah satunya adalah gaya pacaran orang-orang dulu.
"Orang dulu itu pacarannya di rumah," kata Rozak.
![]() |
Baca juga: Foto: Desa Sembalun yang Menolak Modernisasi |
Sang pria akan datang ke rumah kekasih dan berdiri di samping bilik rumah. Rumah bambu tak memiliki dinding, bilik rumahnya dibuat dari anyaman bambu.
"Pria itu harus mengambil sebuah lidi untuk dimasukkan ke dalam sela-sela bilik, seraya menyebutkan namanya," kata dia.
Sang perempuan yang ada di dalam rumah akan memutuskan untuk menerima kunjungan sang kekasih atau tidak. Jika batang lidi ditarik ke dalam, artinya sang pria diperbolehkan untuk mampir.
![]() |
"Tapi kalau batang lidinya didorong keluar maka artinya si perempuan menolak kunjungannya," katanya.
Jika boleh mampir, sang pria akan menunggu kekasihnya di teras rumah. Sang wanita akan mempersiapkan alat tenun untuk dibawa keluar.
![]() |
"Wanita yang sudah boleh menikah itu harus bisa menenun. Jadi, ibaratnya si wanita ini mau kode kalau dirinya sudah bisa diajak menikah," ujarnya.
Rumah bambu memiliki dua teras. Saat sang anak pacaran di rumah, orang tua dari perempuan akan ikut keluar dan menemani mereka di teras sebelah.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol