Lombok dan tenun tidak bisa dipisahkan. Kini, tenun khas Sembalun makin langka, kenapa?
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika melakukan perjalanan ke Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB baru-baru ini.
Dalam perjalanan, detikTravel menemui banyak tempat indah dan penuh dengan cerita. Yang tak terlewatkan adalah tenun dari Sembalun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir mirip dengan daerah di Lombok lainnya, Sembalun juga punya tenun. Ciri khas dari tenun Sembalun adalah warnanya yang cerah dan mencolok.
Baca juga: Sembalun dan Ritual Mengasuh Gunung Rinjani |
![]() |
Weny, seorang wanita dari Sembalun, bercerita tentang perjalanan menenun di komunitas Kerajinan Tenun Lebak Lauk. Di usia 49 tahun, Weny masih aktif menenun bersama ibu-ibu lainnya.
"Di sini hanya tinggal 35 orang yang bisa menenun," kata Weny.
Di Sembalun, wanitanya tak hanya menenun tetapi juga pergi ke sawah. Menurut Weny, banyak wanita Sembalun yang sudah tak ingin menenun.
"Bahkan, alat tenunnya sudah dijual, jadi enggak bisa menenun lagi," kata dia.
Weny mulai belajar menenun sejak kelas 5 SD. Ada cerita menarik saat dirinya belajar menenun.
![]() |
"Dulu belajar sendiri ke tetangga. Tapi kalau benangnya putus, saya kabur," ujarnya.
Tak seperti dulu, anak-anak zaman sekarang cukup sulit untuk dilatih menenun. Kesibukan sekolah menjadi alasan utama mereka menolak untuk berlatih tenun.
Sedikit harapan muncul dari kelompok kecil yang dibangun Weny.
"Sekarang sudah tujuh perempuan muda yang ikut pelatihan," kata dia.
Weny berharap ada lebih banyak lagi remaja yang tertarik untuk bikin tenun khas Sembalun. Dia sangat khawatir andai remaja putri yang berminat menenun tidak bertambah, bisa-bisa tenun Sembalun hilang selamanya.
"Kalau ada pemudi yang mau membeli alat tenun bisa kirim proposal ke komunitas kami, akan kami bantu," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol