Mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran memberikan sensasi tersendiri. Di balik terjalnya medan, ada pemandangan rupawan di sepanjang jalan.
Nama Nglanggeran belakangan ini ramai dibicarakan setelah UNWTO menetapkannya sebagai desa wisata terbaik di dunia. Terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Desa Wisata Nglanggeran memiliki berbagai pesona alam.
Salah satunya Gunung Api Purba Nglanggeran yang berusia sekitar 60 juta tahun. Gunung ini dulunya aktif dan terletak di bawah laut.
Karena proses geologi, gunung itu menjadi mati dan menjulang setinggi 700 meter di atas permukaan laut. Traveler dapat melihat tebing dan batu-batu besar bila datang langsung ke sana.
Kendati terlihat begitu curam, traveler dapat mendaki menuju puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Pendakian ini cocok untuk pemula karena sudah tersedia jalan setapak. Traveler juga dapat menyewa pemandu untuk menemani perjalanan.
Pendakian menuju puncak ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. Dalam perjalanannya, traveler akan melewati sejumlah celah batuan purba yang sempit serta tanjakan yang tajam. Meskipun begitu, jangan khawatir karena di sana tersedia 4 pos yang dapat digunakan untuk beristirahat.
Keunikan Gunung Api Purba Nglanggeran dibandingkan gunung lainnya adalah adanya spot-spot bersejarah. Salah satunya adalah Kali Song yang merupakan sumber mata air di bawah gua.
Kemudian ada juga Song Gudel yaitu goa kecil yang diapit bongkahan batu besar. Menurut cerita masyarakat, Song Gudel yang artinya goa anak kerbau itu dulunya digunakan untuk menggembala kerbau.
"Menurut cerita si mbah-mbah dulu, di situ tempat menggembala kerbau. Ketika diliarkan ada kerbau yang beranak di situ sehingga dinamakan Song Gudel," kata pemandu, Tari.
Melewati Song Gudel, traveler akan menemukan fasilitas kamar mandi dan perkemahan yang dinamai Camp Bejo. Nama ini tidak terlepas dari sosok Pak Bejo yang dulu mengelola kawasan itu.
Naik lagi, traveler akan menjumpai sebuah lorong sepanjang 50 meter. Lorong itu dinamai Lorong Sumpitan.
Spot lainnya yang juga menarik adalah Mata Air Comberan. Mata air ini tidak pernah kering dan disakralkan oleh masyarakat setempat.
"Dulu di sana digunakan sebagai tempat bertapa," ujar Tari.
"Walaupun namanya comberan, tapi air di sana jernih seperti air mineral dan bisa diminum," sambungnya.
Perjalanan menuju puncak Gunung Api Purba Nglanggeran terasa menyenangkan bila cuaca cerah. Karena sepanjang jalan, kamu dapat melihat pemandangan Yogyakarta nan indah.
Pemandangan semakin ciamik ketika traveler berhasil mencapai puncak gunung. Dari sana terlihat gugusan gunung purba yang membuatmu seolah berada dalam film Jurassic Park.
Bila ingin merasakan langsung sensasi mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran, traveler cukup membayar tiket seharga Rp 15.000 per orang. Jika ingin camping, traveler membayar Rp 20.000. Bila bersama pemandu, traveler perlu membayar Rp 70.000.
Selama pandemi COVID-19, pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran hanya dibuka setiap Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB. Sementara untuk Sabtu dan Minggu, pendakian dibuka sampai malam dan untuk camping hanya dapat dilakukan di dua hari tersebut.
Simak Video "Video: Ira Wibowo Turut Prihatin dengan Tewasnya Juliana Marins di Rinjani"
(pin/ddn)