Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan gunung mati yang berusia puluhan juta tahun. Dulunya, gunung ini aktif dan berada di dasar laut.
"Dulu, gunung ini adalah gunung berapi aktif di dasar laut. Ketika meletus dia terangkat beberapa cm selama bertahun-tahun hingga sekarang menjadi seperti ini," kata pemandu wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Tari.
Sebuah gunung berapi aktif dapat mati karena mengalami proses tertentu. Magma yang berada pada saluran magma utama kehilangan daya dorong. Hal ini umumnya terjadi karena saluran ke dapur magma terputus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sudah begini, sisa magma lama-kelamaan akan membeku menjadi batu. Untuk kasus Gunung Api Purba Nglanggeran, matinya gunung ini diperkirakan sudah lama terjadi. Usia gunung sendiri diprediksi lebih dari 60 juta tahun.
Gunung Api Purba Nglanggeran saat ini lebih dikenal sebagai objek wisata andalan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Traveler dapat mendaki gunung setinggi 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang didominasi bebatuan besar itu.
![]() |
Di sepanjang jalan, traveler juga akan menemukan spot-spot unik yang menyimpan cerita khas masyarakat setempat. Misalnya saja goa yang dihimpit batu bernama Song Gudel (goa anak kerbau).
Song Gudel dulunya digunakan sebagai tempat warga menggembala kerbau. Di sana, kerbau-kerbau juga akan melahirkan anak.
Kemudian yang tak kalah unik adalah Lorong Sumpitan. Lorong sepanjang sekitar 50 meter ini membelah dinding batuan purba dan hanya bisa dilewati satu orang.
Spot lainnya yang juga menarik adalah Mata Air Comberan. Mata air ini tidak pernah kering dan disakralkan oleh masyarakat setempat.
Pengalaman mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran akan meninggalkan kesan yang berbeda dibandingkan gunung pada umumnya. Selain dikelilingi pemandangan indah, traveler juga dapat belajar sejarah dan proses geologi.
Baca juga: Melihat Kehidupan Jasa Ojek Pendaki Rinjani |
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!