DOMESTIC DESTINATIONS
Rumah Bersejarah Saksi Gugurnya Mayor Daan Mogot di Tangerang Selatan

Nama Daan Mogot tentu tidak asing karena menjadi nama sebuah jalan di Jakarta. Namun tahukah kamu, Daan Mogot termasuk salah satu pahlawan dan ada monumennya?
Monumen tentang gugurnya Daan Mogot bisa kamu temukan di Tangerang Selatan, tepatnya di sisi lapangan Golf BSD, Jalan Bukit Golf Utara, Lengkong Wetan, Serpong. Letaknya pun di pinggir jalan besar dan tidak jauh dari BSD Plaza, jadi mudah untuk menemukannya.
Di sini terdapat sebuah rumah yang bernama Monumen Palagan Lengkong. Rumah ini termasuk ke dalam salah satu benda cagar budaya di Tangsel.
Tidak ada penjagaan khusus di cagar budaya ini, bahkan tidak ada penjaga ataupun orang yang bekerja di sana. Saat detikcom berkunjung ke sana, rumah ini hanyalah bangunan kosong. Dan di sana menjadi tempat penyimpanan barang bagi para pekerja kebun di kawasan taman.
![]() |
Di depan rumah ini terdapat papan informasi yang menyebutkan rumah ini adalah cagar budaya dengan nama Monumen Palagan Lengkong. Dalam papan tersebut diceritakan bagaimana kronologi singkat gugurnya Daan Mogor bersama para tentara lainnya.
Pada tanggal 25 Januari 1946, mayor bernama lengkap Elias Daniel Mogot itu ditugaskan untuk melucuti senjata tentara Jepang di Tangerang dimana saat itu Jepang telah resmi dinyatakan kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II. Misi pasukan Mayor Daan Mogot adalah untuk mencegah senjata Jepang jatuh ke tangan Belanda.
Mayor Daan Mogot memimpin 70 taruna tentara menuju tempat bermukim tentara Jepang di daerah Lengkong. Sampai di sana, Mayor Daan Mogot mengutarakan tujuan kedatangannya kepada Kapten Abe yang merupakan pimpinan pasukan Jepang.
Proses pelucutan senjata yang mulanya berjalan damai menjadi pertempuran. Bermula dari terdengarnya suara letusan senjata dan keadaan berubah menjadi panik. Tentara yang panik dan mengira diserang serentak menembaki pasukan TRI Resimen 4. Para taruna yang berada dalam kondisi tidak terduga dan di posisi tidak menguntungkan.
Dalam baku tembak di Hutan Lengkong tersebut pasukan Mayor Daan Mogot terdesak dan kalah. Mayor Daan Mogot beserta dua perwira dan 34 taruna gugur. Sedangkan yang luka-luka menjadi tahanan Jepang.
![]() |
Di papan informasi juga dikatakan rumah ini adalah peninggalan dari Akademi Militer Tangerang. Rumah beraksitektur tropis dengan langit-langit tinggi. Ruangan di dalam rumah dibagi 4, yang berfungsi sebagai ruang kerja.
Rumah ini memiliki warna cat putih dan pintu bersama jendelanya di cat berwarna hijau. Di salah satu ruangan juga terdapat lampu gantung, entah lampu telah ada sejak awal rumah ini dibangun entah ini tambahan.
Bangunan rumah masih terlihat kokok dan pintu kayu dengan jendela terali besi tertutup. Karena memang tidak ada kegiatan berarti di sini, rumah ini hanya kosong menjadi benda cagar budaya saja. Gelap.
![]() |
Di belakang bangunan utama terdapat bangunan lebih kecil yang mirip pos penjagaan berukuran sekitar 4x5 meter. Juga ada sebuah sumur yang telah ditutup dengan tembok.
Suasana di sekitar sana sangat sepi. Saat detikcom berkunjung hanya ada saya dan beberapa ibu-ibu yang bertugas membersihkan taman. Mereka menyapu sampah dedaunan yang bertebar di sekitar monumen dan taman tersebut.
Sayang sekali bukan, cagar budaya yang menjadi saksi sejarah penting keberadaannya tidak diketahui oleh banyak orang. Serta rumahnya dibiarkan kosong tanpa ada penjagaan atau kegiatan berbau sejarah. Mungkin dijadikan museum, misalnya.
![]() |
Simak Video "Liburan Seru, Mengunjungi Desa Wisata Candi Rejo, Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/ddn)