Di Tangerang Selatan terdapat monumen yang menjadi saksi bisu peristiwa berdarah. Di sinilah gugurnya Mayor Daan Mogot.
Mungkin tak banyak orang yang tahu bahwa di sisi lapangan Golf BSD, Jalan Bukit Golf Utara, Lengkong Wetan, Serpong, Tangerang Selatan terdapat menara sejarah yang mencatat peristiwa berdarah di masa Kemerdekaan. Peristiwa itu dikenal dengan nama Peristiwa Lengkong.
Dalam Monumen Palagan Lengkong tersebut tertulis Mayor Daan Mogot berserta tentara yang lainnya tewas karena diserang dengan tembakan. Menurut sejarahnya peristiwa ini terjadi 'secara tidak terduga'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pada hari Jumat petang tanggal 27 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong/Serpong dimana pasukan dari akademi militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari pasukan Jepang di Lengkong kepada TRI. Secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh pasukan Jepang sehingga mengakibatkan gugurnya 34 taruna akademi militer Tangerang dan 3 perwira TRI diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri" begitulah yang tertulis di Monumen Daan Mogot.
Tidak jauh dari Monumen Palagan Lengkong, terdapat sebuah rumah yang dulunya menjadi saksi dimana sempat dijadikan markas persinggahan sementara tentara Jepang tahun 1945-1946.
![]() |
Dikutip dari Tourism Information Center, diceritakan bahwa Daan Mogot adalah tentara PETA dengan pangkat mayor. Pada tanggal 25 Januari 1946, mayor bernama lengkap Elias Daniel Mogot itu ditugaskan untuk melucuti senjata tentara Jepang di Tangerang dimana saat itu Jepang telah resmi dinyatakan kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II. Misi pasukan Mayor Daan Mogot adalah untuk mencegah senjata Jepang jatuh ke tangan Belanda.
Mayor Daan Mogot memimpin 70 taruna tentara menuju tempat bermukim tentara Jepang di daerah Lengkong. Sampai di sana, Mayor Daan Mogot mengutarakan tujuan kedatangannya kepada Kapten Abe yang merupakan pimpinan pasukan Jepang.
Proses pelucutan senjata yang mulanya berjalan damai menjadi pertempuran. Bermula dari terdengarnya suara letusan senjata dan keadaan berubah menjadi panik. Tentara yang panik dan mengira diserang serentak menembaki pasukan TRI Resimen 4. para taruna yang berada dalam kondisi tidak terduga dan diposisi tidak menguntungkan.
Dalam baku tembak di Hutan Lengkong tersebut pasukan Mayor Daan Mogot terdesak dan kalah. Mayor Daan Mogot beserta dua perwira dan 34 taruna gugur. Sedangkan yang luka-luka menjadi tahanan Jepang.
Untuk mengenang perjuangan Daan Mogot, di bekas lokasi pertempuran didirikan Monumen Palagan Lengkong. Sejarah singkat tentang peristiwa ini juga bisa kamu baca di depan bangunan rumah yang ada dekat monumen. Bangunan yang kerap disebut Monumen Lengkong tersebut berada di bagian depan Perumahan BSD.
Tugu peringatan peristiwa ini berbentuk persegi panjang dengan tinggi sekitar dua meter. Seluruh bangunan monumen didominasi warna gelap.
Jika kamu ingin datang dan melihat langsung Monumen Palagan Lengkong ini, mudah kok menemukannya. Lokasinya tidak jauh dari BSD Plaza.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!