Makam di Sidoarjo Ini Dipercaya Membawa Keberuntungan dan Jodoh

Suparno - detikTravel
Sabtu, 19 Feb 2022 10:30 WIB
Pesarean Raden Ayu Putri (Foto: suparno nodhor)
Sidoarjo -

Peninggalan kerajaan Majapahit masih dapat ditemui di Jawa Timur hingga kini. Salah satunya di wilayah Sidoarjo. Ada sebuah makam yang masih berkaitan dengan kerajaan Majapahit.

Tempat tersebut dikenal dengan nama Pesarean Raden Ayu Putri Ontjat Tondo Wurung yang terletak di Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian Sidoarjo. Meski lokasinya terpencil, namun suasana pesarean sangat sejuk.

Raden Putri Ayu Ontjat Tondo Wurung merupakan anak dari seorang Adipati yang menjadi penguasa di wilayah Sidoarjo. Pada jaman Majapahit, wilayah itu bernama Kadipaten Terung. Dengan dipimpin oleh Prabu Brawijaya V.

Menurut cerita sang juru kunci pesarean, Samuji (49), Raden Ayu merupakan anak tunggal adipati Terung, yakni Raden Kusein. Ketika menginjak dewasa, Raden Ayu memiliki kesukaan menanam bunga. Kemudian bunganya dibagi-bagikan ke rakyatnya sesama kaum hawa.

"Setelah menginjak dewasa, Raden Ayu dikabarkan hamil di luar nikah. Kemudian ayahanda Raden Kusein tak kuasa menahan rasa malu, karena dianggap sang anak berbuat aib. Sementara itu Raden Ayu sendiri tidak merasa berbuat aib," kata Sumaji saat ditemui detikJatim di pesarean Jumat (11/2).

Dia melanjutkan, Raden Kusein saat itu marah besar sehingga diputuskan Raden Ayu harus di hukum mati. Namun, Raden Ayu sendiri tidak mengetahui bagaimana dia bisa hamil.

Karena tak terima atas tuduhan itu, Raden Ayu membuat sumpah, jika dia dibunuh dan mengeluarkan darah putih yang harum, maka itu pertanda bahwa dirinya tidak berbuat aib kadipaten.

"Akhirnya betul, ternyata dia mengeluarkan darah putih yang harum," jelas Sumaji.

Sumaji mengaku, dari cerita itulah Pesarean Raden Ayu Putri Ontjat Tondo Wurung menjadi tempat peziarah, khususnya kaum hawa. Sebagian datang dari berbagai kota. Bahkan tiap sebulan sekali, tepatnya saa Jumat Legi, ratusan kaum hawa melakukan doa bersama di lokasi pesarean.

"Setelah mereka melakukan doa bersama di pendopo, kemudian masuk ke dalam makam, mereka memiliki kebiasaan membedaki batu nisan Raden Ayu Putri. Menurut sebagian orang, hal itu dilakukan untuk menghormati Raden Ayu," jelas Sumaji.


Tidak sedikit diantara peziarah meyakini bahwa bedak yang diperoleh dari makam tersebut membawa keberuntungan dan menjadikan awet muda. Sehingga, sebagian dari mereka bukan hanya membedaki makam sang putri, melainkan juga membedaki wajah mereka dan membawa pulang untuk dipakai di rumah.

"Ada juga sebagian yang meyakini bahwa setelah berdoa di makam dan membedaki batu nisannya, apa yang diharapkan akan terkabul. Di antaranya ingin awet muda dan segera mendapatkan jodoh (untuk kaum hawa) yang masih lanjang," tandas Sumaji.

Kasi Pemerintahan Desa Terung Wetang, Kecamatan Krian, Tarmin (35) mengatakan bahwa pesarean Raden Ayu Putri Ontjat Tondo Wurung adalah peninggalan leluhur yang wajib dilestarikan. Terbebih, makam ini merupakan peninggalan sejarah Majapahit yang berada di Sidoarjo.

"Dari cerita leluhur desa, kondisi di sekitar komplek pesarean tersebut tidak berubah. Serta dianggap cukup sejuk. Karena ada 2 pohon beringin besar yang cukup tua," tandas Tarmin.

----

Artikel ini telah tayang di detikJatim.



Simak Video "Video: Kisah Tasripan 19 Tahun Hidup di Gubuk Pinggir Tanggul Lumpur Lapindo"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork