Gunungkidul, Yogyakarta tak hanya terkenal dengan pantai atau Gua Pindulnya. Di bagian lain ada Ngingrong yang juga ciamik untuk susur gua hingga naik flying fox.
Ngingrong salah satu objek wisata alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengunjung bisa menguji adrenalin dengan susur gua hingga flying fox.
Kawasan Ngingrong ini berada di Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari. Letaknya di pinggir jalan raya dari arah Kota Wonosari menuju kawasan pantai selatan Gunungkidul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Ngingrong
Lurah Mulo, Sugiyarto, mengatakan kawasan Ngingrong awalnya hanya tanah kosong dengan pemandangan lembah dan gua. Ngingrong baru dibuka menjadi objek wisata pada tahun 2017.
"Ini dibangun 2017, dan 2018 kita mulai ada pedagang jadi efektifnya tahun 2018," kata Sugiyarto saat ditemui di kawasan Ngingrong, Selasa (29/3/2022).
Dia mengungkapkan, dari cerita para tetua, dahulunya Ngingrong merupakan aliran sungai buatan. Namun, aliran sungai tersebut gagal terealisasi akibat salah satu pekerjanya melanggar aturan.
![]() |
"Dari cerita nenek moyang, rencananya dulu di sini dibuat semacam kali atau sungai. Nah, saat pembuatan malam hari masyarakat tidak boleh membunyikan sesuatu," ujarnya.
"Oleh sebab itu dari wilayah sana mungkin karena sepuh dan tidak ada komunikasi malah membunyikan lesung. Hal itu membuat gagal dan tidak jadi untuk sungai yang terus mengalir itu," lanjut Sugiyarto.
Oleh sebab itu, lanjutnya, kawasan Ngingrong menjadi seperti ujung aliran sungai. Masih menurut cerita para tetua, kata Sugiyarto, kemudian ada seseorang yang menancapkan tongkat ke tanah. Sehingga muncul lubang yang fungsinya untuk bersembunyi atau ngerong dalam bahasa Jawa.
"Ini adalah ujung, mungkin dulu pakai tongkat yang ceritanya menusuk ke bumi sehingga akhirnya masuk ke situ dan jadilah rong. Sehingga disebut Ngingrong, ngerong itu untuk sembunyi, ujungnya di Ngingrong," ucapnya.
![]() |
Saat ini, kata Sugiyarto, terdapat beberapa gua di kawasan Ngingrong. Yakni Gua Njemblong, Gua Ngoboran, dan Gua Ngingrong.
"Yang Gua Ngoboran bisa tembus Gua Lengkep," katanya.
Wisata susur gua-flying fox
Saat ini, gua-gua tersebut bisa disusuri pengunjung. Memerlukan setidaknya minimal 6 jam untuk menyelesaikan susur gua tersebut.
"Susur gua itu menyeberangi gua dan ada yang bisa tembus masuk Gua Ngingrong turun sampai ke bawah telaga. Untuk turunnya, step pertama sekitar 20 meter, 40 meter dan step ketiga 40, jadi hampir 100 meter," ujarnya.
"Untuk harganya (tarif pengunjung) Rp 650 ribu untuk satu orang yang turun ke bawah untuk susur gua. Karena sehari full dan minimal 6 jam untuk menyelesaikannya," imbuh Sugiyarto.
Selain susur gua, kawasan Ngingrong juga menawarkan sentra kuliner, persewaan ATV, hingga flying fox. Pengelolaan wisata Ngingrong ini kerja sama kalurahan bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Flying fox Rp 35 ribu dan tiket masuk Rp 3 ribu per orang. Kita bekerja sama dengan BUMDes dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena ini tanah milik Provinsi sehingga bagi hasil," katanya.
Menurutnya, saat ini jumlah pedagang yang aktif di sentra kuliner sekitar 12 orang dan 15 orang pemandu wisata. Pantauan detikJateng, tampak pengunjung tengah bersantai di sentra kuliner Ngingrong. Selain itu beberapa pengunjung tampak menjajal flying fox dan susur Gua Ngingrong.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum