Sop Saudara, kuliner khas Sulawesi Selatan (Sulsel) rupanya berasal dari Kabupaten Pangkep. Muncul di pasar sentral, Kota Makassar pada 1954.
Nama Sop Saudara merupakan ide H Abdullah saat mendirikan warung makan sop daging miliknya. Awalnya, ia adalah pekerja di salah satu warung sop daging di wilayah pasar sentral, Kota Makassar sekitar tahun 1954.
Saat itu warung sop tersebut dikenal dengan Sop Sentral. H Abdullah menjadi karyawan di warung tersebut selama 4 tahun, kemudian memutuskan untuk memulai usaha sop daging sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ada berita Pasar Senggol mau dibuka. Saya ambil keputusan saya mau membuka usaha sendiri, menjual di situ kalau malam. Di situlah saya mulai berjualan," tutur H Abdullah kepada detikcom.
Pada saat itu, ia memutuskan untuk tidak menggunakan nama dagang seperti warung tempatnya bekerja sebelumnya. Dari sinilah ia merangkai dan mencetuskan nama Sop Saudara, yang memiliki arti "Saya Orang Pangkep Saudara".
H Abdullah mengatakan penggunaan kata Saudara--dalam up Saudara--diambil karena ia, yang merupakan perantau dari Kabupaten Pangkep, menganggap semua orang di Kota Makassar, kala itu Ujung Pandang, adalah saudara.
Selain memberi nama dagang Sop Saudara, H Abdullah juga memperbarui racikan resep yang ia pelajari dari warung sebelumnya. Dengan menambahkan bagian lain dari sapi, seperti potongan usus, paru, dan jantung ke dalam sajian sop. Selain itu, ia juga meracik ulang bumbu kuahnya agar lebih sesuai.
"Itu cuma karangan, karena kita ini orang Pangkep, Sop Saudara itu kepanjangan 'Saya Orang Pangkep Saudara'. Jadi di situlah diambil nama seterusnya sampai sekarang. Saya sendiri yang mencetuskan nama Sop Saudara. Dulu saya ambil kesimpulannya Sop Saudara seakan-akan saya memanggil semua yang ada di kota ini saudara semua," dia menjelaskan.
***
Artikel ini juga tayang di detikSulsel, klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!