Mengenal Desa Limbo Wolio yang Simpan Sederet Wisata Religi dan Sejarah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Desa Limbo Wolio yang Simpan Sederet Wisata Religi dan Sejarah

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Sabtu, 11 Jun 2022 12:20 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Wisata Limbo Wolio di Sulawesi Tenggara. Di desa itu ada sebuah benteng yang dikenal sebagai benteng terbesar di dunia
Foto: Sandiaga Uno di Desa Wisata Limbo Woliyo (Dok. Kemenparekraf)
Jakarta -

Desa Wisata Limbo Wolio punya banyak keistimewaan. Ada wisata sejarah dan religi yang menarik untuk dijelajahi.

Mengutip instagram Sandiaga Uno, Limbo Woliyo memiliki benteng woliyo yang pernah tercatat jadi yang terbesar di dunia menurut Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Guinness Book of Record pada September 2006. Benteng ini dibangun sekitar abad ke 16 pada masa pemerintahan Sultan Buton III, La Sangaji.

Desa wisata ini tepatnya berada di kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Nah, berikut wisata religi yang bisa traveler datangi:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Masjid Agung Kesultanan Buton

Masjid ini masih berdiri kokoh meski sudah lebih dari 300 tahun. Ada 17 jumlah anak tangga yang menggambarkan jumlah rakaat salat.

Sementara, panjang bedug masjid ini adalah 99 sentimeter melambangkan asmaul husna dan 33 pasak yang sesuai dengan jumlah tasbih.

ADVERTISEMENT

2. Makam Sultan Murhum

Makam ini dimiliki oleh pemimpin pertama Kesultanan Buton. Tak sedikit masyarakat yang berziarah atau dikenal dengan istilah 'santiago'.

Dengan potensi desa wisatanya yang besar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, berharap, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dengan semakin terbukanya lapangan kerja melalui pengembangan desa berkelanjutan.

Saat kunjungan ke Sulawesi Tenggara, Menparekraf Sandiaga Uno juga menghadiri GTRA Summit 2022 untuk membahas sertifikasi tanah sebagai peluang perluas lapangan kerja. GTRA 2022 merupakan tim yang dibentuk sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan reforma agraria.

Adapun 3 pembahasan Utama GTRA Summit 2022 yaitu, kapasitas hukum hak atas tanah dan perizinan berusaha, penataan aset di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar dan penataan akses masyarakat hukum adat, tradisional dan lokal di wilayah pesisir.

Pemerintah pun telah alokasikan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar 200 triliun dengan bunga sekitar 6% untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat akses ke lembaga keuangan formal.




(elk/elk)

Hide Ads