Menjelajahi Geopark Merangin dengan rafting, traveler akan menemukan zona diam, dimana sepanjang 1 kilometer kalian dilarang untuk bicara. Kayak gimana ya?
Samsul Huda, mantan atlet rafting senior, kini beralih profesi jadi penggiat rafting di Geopark Merangin. Dia menjadi founder komunitas Air Batu River yang menggerakkan anak-anak muda di desanya untuk aktif menjadi pemandu wisata rafting bagi turis yang berminat.
Saking jagonya Samsul, pria 41 tahun itu bahkan mendapat julukan sebagai 'Antu Air' alias Hantu Air, si penguasa sungai. Berkat pengalamannya, Samsul tahu kapan boleh turun ke air sungai dan kapan tidak.
Soal lokasi pun sama. Samsul hafal betul setiap kelokan Sungai Merangin. Dia bahkan memberi tahu detikTravel, ada zona diam di sungai itu, yakni sepanjang 1 kilometer para peserta rafting sama sekali dilarang berbicara.
Ketika ditanya apakah ada alasan mistis di balik itu? Samsul menggeleng dan tersenyum simpul. Dia pun memberikan penjelasan.
"Ada namanya zona diam. Itu sepanjang kurang lebih 1 kiloan. Itu habitatnya binatang. Siamang, kera, monyet ekor panjang, rangkong, semuanya di sana," kata Samsul.
"Sebenarnya nggak boleh ngomong. Tapi kawasan itu dikhususkan untuk diam, supaya mereka itu tidak terganggu di sana," kata dia lagi.
Samsul bercerita, di tahun 90-an dia pernah menjumpai ada seekor harimau minum di kawasan pinggir sungai itu. Sampai sekarang harimau itu dipercayai masih ada.
Saran Samsul, jika ingin menjumpai hewan-hewan liar di zona diam sebaiknya mulai rafting pada jam 2 siang atau 3 sore, karena di jam-jam itu mereka mulai keluar dan beraktifitas. Atau bisa juga rafting di pagi hari, mulai pukul 8 pagi.
Simak Video "Beristirahat Sejenak di Rest Area Selama Petualangan Rafting di Wonosobo"
(wsw/fem)