Salah satu atraksi yang bisa dinikmati traveler saat liburan ke Geopark Merangin adalah rafting sambil lihat fosil jutaan tahun. Cuma ada di sini lho!
Menjelajahi Geopark Merangin bisa juga dengan rafting. Traveler akan diajak mengarungi sungai Batang Merangin menggunakan perahu. Tak hanya bisa menikmati keseruan berarung jeram saja, traveler juga bisa sambil melihat fosil di beberapa tempat pemberhentian.
Rafting sambil melihat fosil memang jadi salah satu keunikan di Geopark Merangin, bahkan jadi saya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik itu lokal maupun mancanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fosil itu jadi daya tarik. Kalau di daerah lain, di semua tempat ada rafting, tapi keistimewaannya itu ya rafting sambil lihat fosil," ucap Rozan Saputra, Ketua Pokdarwis Air Batu River kepada detikTravel.
Traveler akan memulai perjalanan di desa Air Batu. Lalu sepanjang 13 kilometer, traveler akan diajak menyusuri sungai berarus deras hingga mencapai titik pemberhentian terakhir di Kolam Jodoh.
"Arung jeram di Geopark Merangin treknya kurang lebih 13 kilo. Biasanya kami lalui dalam 3 jam. Ada 4 titik pemberhentian," jelas Samsul Huda, founder Komunitas Air Batu River.
![]() |
Traveler akan diajak melihat fosil di 3 titik, yaitu fosil batu tua Araucarioxylon, fosil kerang Teluk Gedang dan juga fosil daun di Muara Karing. Traveler akan mendapat penjelasan dari pemandu yang juga pemuda desa setempat.
"Jadi biasanya ada yang belum tahu kan, apa itu fosil. Kalau yang wisatawan lokal, dia bisa jadi tahu. Walaupun dia wisatawan lokal, tetap dijelasin. Tetap harus berhenti di titik untuk melihat fosil," kata Rozan.
Tak hanya wisatawan lokal, Rozan dan Samsul mengaku sudah pernah mendampingi tamu turis asing dari luar negeri. Mulai dari Belanda, Hungaria, Republik Ceko dan masih banyak lagi yang lainnya.
Rata-rata mereka sangat puas dan takjub setelah rafting di Geopark Merangin, karena tak hanya sekadar berarung jeram saja, tetapi juga bisa melihat aneka fosil yang usianya sudah ratusan juta tahun.
"Kalau menjual arung jeramnya saja, itu dimana-mana ada. Di sini, fosilnya itu yang lain daripada yang lain. Istimewanya itu," pungkas Samsul.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol