Mentari Pagi di Desa Wisata Wae Rebo Membayar Lelahnya Perjalanan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mentari Pagi di Desa Wisata Wae Rebo Membayar Lelahnya Perjalanan

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Sabtu, 30 Jul 2022 21:31 WIB
Kedamaian di Desa Wisata Wae Rebo
Mentari pagi di Wae Rebo. (Yasmin Nurfadila/detikTravel)

Trekking

Famtrip Labuan Bajo ke Desa Wae Rebo.Trekking menuju desa wisata Wae Rebo. Foto: Dok. Kemenparekraf x Garuda

Dari pos 1, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Perjalanan kali ini lebih tepat disebut dengan trekking. Sebab traveler akan mendaki hingga ketinggian sekitar 1200 mdpl.

Traveler perlu menempuh perjalanan sejauh 5 km. Waktu trekking bagi setiap kelompok berbeda-beda, tergantung dari kecepatan jalan masing-masing. Umumnya wisatawan menghabiskan waktu sekitar 2,5-3 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Medan yang dilalui didominasi oleh tanjakan. Selama perjalanan traveler akan disuguhi oleh pemandangan alam dari ketinggian. Jika cuaca mendukung, traveler bahkan dapat melihat desa-desa yang sebelumnya telah dilewati.

Sebelum tiba di desa wisata Wae Rebo, traveler akan melewati Rumah Kasih Ibu. Rumah ini merupakan rumah penanda kedatangan tamu. Rumah ini dilengkapi kentongan atau tepak bambu yang harus dibunyikan ketika ada tamu yang akan datang.

ADVERTISEMENT
Menuju Desa Wae ReboMembunyikan kentongan penanda kedatangan tamu. (Yasmin Nurfadila/detikTravel)

Bambu ini dibunyikan untuk memberitahu warga desa bahwa akan ada tamu yang datang. Dengan begitu warga desa dapat mempersiapkan pramutamu serta orang tua yang akan menyambut.

Tiba di Wae Rebo

Perjalanan panjang yang cukup melelahkan tersebut pada akhirnya akan terbayarkan ketika traveler tiba di desa. Selain karena terletak di pegunungan, keaslian rumah-rumah serta tata letak desa wisata Wae Rebo memiliki sihirnya tersendiri.

Kedamaian di Desa Wisata Wae ReboKedamaian di Desa Wisata Wae Rebo. (Yasmin Nurfadila/detikTravel)

Udara yang bersih nan sejuk, pemandangan alam sekitar yang indah, serta suasana desa yang damai akan menyambut kedatangan traveler. Perjuangan yang dilakukan sebelumnya sepadan dengan apa yang akan traveler saksikan dan rasakan.

Saat tiba di desa, pengunjung akan diajak ke rumah utama. Di sini pengunjung akan disambut dengan resmi secara adat oleh kepala adat.

"Seru sih, jalannya satu memang jauh ya. Tapi worth it lah, terbayarkan. Terus seru lihat rumahnya, adatnya yang tadi harus izin dulu segala macem itu kan. Jadi buat saya malah unik banget sih. Aturan itu malah bagus gitu loh, buat sesuatu jadi berbeda kan," kata Rima.

Setelah itu, pengunjung akan diarahkan menuju rumah yang diperuntukkan khusus untuk para tamu. Di sini pengunjung akan menginap secara komunal bersama tamu lain.

Desa wisata Wae Rebo merupakan salah satu desa adat yang wajib traveler kunjungi jika sedang berada di Flores. Terutama bagi traveler yang senang hidup dengan alam dan mempelajari budaya. Selain itu, desa ini tak hanya indah, namun juga dapat memberikan kedamaian dan ketentraman.

"Saya juga senang, karena itu tadi saya bilang saya suka ethnic groups. Karena saya juga pernah ke Baduy, senang blusukan lihat yang unik-unik, maksudnya tentang bagaimana sih kultur suatu suku itu menarik banget. Itu juga yang jadi salah satu trigger saya untuk datang ke sini," kata Dian.

Selama di Wae Rebo traveler akan hidup tanpa sinyal. Jadi dapat sepenuhnya kembali ke alam dan berinteraksi langsung dengan manusia tanpa gangguan hiruk pikuk kehidupan luar.

Desa wisata Wae Rebo merupakan salah satu desa wisata yang terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Desa ini menempati peringkat pertama kategori daya tarik wisata pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.


(ysn/msl)

Hide Ads