Ada Tapak Kaki Raksasa di Aceh, Dipercaya Milik Pertapa Sakti

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada Tapak Kaki Raksasa di Aceh, Dipercaya Milik Pertapa Sakti

Putu Intan - detikTravel
Senin, 29 Agu 2022 17:40 WIB
Telakap kaki Tuan Tapa, Aceh Selatan
Tapak Tuan Tapa. Foto: Agus Setyadi/detikcom
Jakarta -

Tahukah traveler, di Aceh Selatan terdapat tapak kaki raksasa yang dipercaya milik pertapa sakti. Situs itu kini jadi wisata populer.

Situs yang bernama Tapak Tuan Tapa itu terletak di Tapaktuan, ibu kota Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Tapak itu berukuran 6 x 2,5 meter. Dengan ukuran raksasa, tapak itu bahkan terlihat jelas dari udara.

Tapak ini berada di antara batu karang yang menghadap ke lautan lepas. Untuk berkunjung ke sana, traveler harus melewati bebatuan karang yang memang tak mudah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun jangan khawatir karena sudah disediakan penunjuk jalan. Dengan begitu, traveler akan sampai ke tapak raksasa itu tanpa perlu khawatir bakal tersesat.

Selain ukurannya yang tak biasa, keunikan lain Tapak Tuan Tapa ini adalah cerita legenda yang menyertainya. Bagaimana bisa tapak kaki sebesar ini ada di sana?

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]



Pengelola objek wisata Tapak Tuan Tapa, Chaidir Karim, mengisahkan, dulu di sana hidup seorang pertapa sakti bertubuh raksasa yang sangat taat kepada Allah. Syech Tuan Tapa, namanya.

Suatu hari, ada dua naga dari negeri China menemukan seorang bayi terapung di tengah laut. Mereka kemudian menyelamatkan bayi itu dan merawatnya hingga tumbuh dewasa.

Beberapa tahun kemudian, kedua orangtua bayi yang menjadi raja dan permaisuri di Kerajaan Asralanoka mengetahui keberadaan putri mereka. Raja meminta kembali buah hatinya pada kedua naga. Permintaan itu ditolak. Tanpa pikir panjang, raja membawa lari putrinya naik ke dalam kapal.

"Kedua naga marah dan mengejar raja hingga terjadi pertempuran di tengah laut. Hal itu menyebabkan persemedian Tuan Tapa terusik," kata Chaidir.

Tapak Tuan Tapa di Aceh SelatanTapak Tuan Tapa di Aceh Selatan. Foto: Agus Setyadi-detikcom

Tuan Tapa lalu keluar dari gunung tempat ia bertapa dan melangkah ke sebuah gunung. Saat berdiri di puncak gunung, Tuan Tapa hendak melontarkan tubuh ke arena pertempuran. "Jejak kaki saat dia berdiri itulah yang membekas di sini," ungkapnya.

Tuan Tapa berhasil membunuh kedua naga dengan menggunakan tongkat. Saat itu, niat Tuan Tapa untuk menyelamatkan bayi yang telah menjadi seorang putri. Ternyata, maksud baik Tuan Tapa membuat kedua naga marah besar sehingga terjadi pertempuran.

Selanjutnya: hasil dari pertempuran

Singkat cerita, pertarungan itu dimenangkan oleh Tuan Tapa. Sang putri pun kembali ke pelukan raja dan permaisuri. Tapi keduanya tidak kembali lagi ke kerajaan dan memilih menetap di Aceh.

"Keberadaan mereka di tanah Aceh diyakini sebagai cikal bakal masyarakat Tapaktuan," jelasnya.

Tak lama berselang setelah kejadian itu, Syech Tuan Tapa menghilang di sebuah lokasi. Oleh masyarakat Tapaktuan, lokasi tersebut diyakini sebagai makam Tuan Tapa.

Letaknya di depan Masjid Tuo di Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Hingga kini, makam tersebut masih ramai dikunjungi.

Selain tapak raksasa, tak jauh dari sana juga terdapat batu di tengah laut yang diyakini sebagai kopiah Tuan Tapa yang kini sudah menjadi batu. Kopiah itu terlepas saat pertarungan terjadi. Tongkat yang sudah menjadi batu pun ada di sana.

Berjarak lima kilometer dari lokasi tapak, ada karang berbentuk hati di Desa Batu Itam dan sisik naga di Desa Batu Merah. Menurut cerita, bekas potongan tubuh naga jantan yang kalah bertarung.

Ada juga karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, yang terletak sekitar 20 kilometer dari tapak kaki raksasa. Konon karang itu sisa kapal raja dan permaisuri Kerajaan Asralanoka yang hancur ketika pertempuran.


Hide Ads