Pasar Tenten, Surganya Jajan Pasar di Bali

I Ketut Suardika - detikTravel
Senin, 12 Sep 2022 08:22 WIB
Pasar Tenten, salah satu pasar tua di Jembrana. (Foto: I Ketut Suardika)
Jakarta -

Pasar Tenten, salah satu pasar tua di Jembrana. Pasar yang berada di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, lebih dikenal dengan sebutan pasar lama.

Konon, pasar ini ada sejak sebelum Kemerdekaan RI. Tepatnya sejak zaman Puri Agung Negara. Pasar yang sebelumnya dijuluki pasar Toko Muda oleh warga Jembrana, sekarang disebut Pasar Tugu Jam atau warga juga sering menyebut Pasar Tenten.

Dalam sebuah kesempatan, detikBali mengunjungi pasar tua yang memiliki cerita sejarah dari sejak zaman Puri Negara ini. Lokasinya, berada di tengah Kota Negara, sekitar 10 meter utara perempatan tugu jam atau berdampingan dengan Puri Negara.

Meski di tengah pesat perkembangan toko berjejaring, namun pasar yang sebagian besar menjual canang kebutuhan banten, serta bunga sarana sembahyang hingga kini masih tetap eksis.

Selain itu, pasar yang menggunakan lahan bekas gedog jaran atau tempat kuda milik Puri Agung Negara ini masih banyak diminati warga yang kerap memburu jajanan tradisional Bali.

Dari sisi bangunan, pasar ini terlihat sangat tradisional dibanding beberapa pasar yang ada di Jembrana. Hanya deretan bangunan kayu beratap asbes berupa los atau kios, berjejer di pinggir sepanjang Jalan Dr. Sutomo.

Di tengah pasar terdapat pohon beringin tua yang diperkirakan berumur sudah ratusan tahun. Ditemui detikBali, Minggu (11/9/2022) Ni Ketut Sutiami (57) salah satu pedagang pasar, asal Banjar Tengah menuturkan, pasar Tenten Tugu Jam ini sudah sejak lama ada.

"Sampun mekelo Wenten pasar niki (sudah lama ada pasar ini) jaman Puri dulu," tuturnya.

Sebelumnya, kata Sutiami, pasar ini bernama pasar Toko Muda. Karena tempatnya berada di perempatan Toko Muda di sebelah timur Puri Negara, berjarak sekitar 500 meter dari tempat pasar sekarang.

"Iya karena disana itu ada toko milik orang Tionghoa, namanya toko muda. Jadinya, pasar sering disebut pasar toko muda," kata dia.

Hal serupa juga di ceritakan Ni Putu Murniati (42), pedagang lain, asal Kecamatan Negara mengaku, berjualan di pasar Tenten sudah turun menurun dari orangtua.

"Saya sudah 10 tahun lebih berjualan di pasar ini. Dulu ibu saya yang jualan canang disini, sekarang saya yang meneruskan," ujarnya.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti tepatnya pasar ini dibangun. Konon, dari cerita neneknya yang bernama Ni Nyoman Sadri (alm), pasar ini, lanjut Murniati, sebelumnya adalah untuk tempat kuda dari Puri Negara. "Nenek dan kakek saya dulu sempat ngayah (bekerja) di Puri Negara," tuturnya.

Selain itu, konon, pasar ini tidak hanya bertransaksi jual beli barang, namun juga tukar menukar barang juga. Biasanya para nelayan pesisir membawa hasil tangkapan lalu dibawa ke pasar untuk bertukar barang dengan hasil kebun atau sawah dari petani.

"Dulu di pasar toko muda itu, ke selatan kan sudah kampung Loloan banyak ada nelayan datang ke pasar bawa ikan bertukar. Katanya nenek saya," kata dia.

Kemungkinan besar saat itu sistem perdagangan dengan cara barter atau bertukar barang. Hingga kini nilai-nilai tradisional Pasar Tenten Tugu Jam masih bertahan di era zaman serba canggih. Namun, untuk tukar menukar barang saat ini sudah tidak ada.

Muliarni juga menambahkan, maraknya toko modern berjaringan tak membuat para pedagang di pasar ini terpengaruh. Bahan komoditi yang dijual seperti jajanan tradisional, sayur, buah, daging, ikan laut dan yang paling khusus canang sarana upacara menjadi nilai tawar tersendiri bagi para pembeli yang datang. Di mana nilai kepuasan inilah yang perlu dilestarikan.



Simak Video "Video Sensasi Makan di Warung Sambil Lihat Aneka Satwa dari Dekat"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork