DOMESTIC DESTINATIONS
Candi Cetho, Candi di Atas Awan Tempat Ibu Tien Soeharto Semadi

Dibandingkan dengan Borobudur dan Prambanan, Candi Cetho boleh jadi kalah populer. Juga tak semegah kedua candi tersebut karena secara fisik lebih sederhana. Tapi, lokasinya di ketinggian 1.496 meter di atas permukaan air laut membuat candi di bagian barat lereng Gunung Lawu itu menghadirkan pesona tersendiri. Agung dan magis!
Sepanjang jalan menuju Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pengunjung akan disuguhi hamparan kebun teh nan hijau. Pengendara mesti ekstrahati-hati karena jalan yang berkelok-kelok dan terkadang menanjak-menurun curam. Jarak pandang pun relatif terbatas oleh kabut yang mengepul pekat seperti asap pembakaran sampah basah.
Tiket masuk ke candi ini untuk wisatawan lokal cuma Rp 10 ribu, dan Rp 30 untuk turis asing. Setiap pengunjung akan diberi gelang kertas berisi barcode agar bisa melintas di pintu gerbang. Kami tiba di lokasi, Kamis (23/2/2023) siang. Jumlah pengunjung bisa dihitung jari. Selain dua pasangan turis asing, ada pelancong yang datang dari Berau, Kalimantan Timur, dan Bojonegoro, Jawa Timur.
Di sekitar lokasi candi terasa sangat sepi. Aroma dupa menguar di tengah udara sejuk karena lebih sering berbalut selimut kabut. Beberapa gapura dari batu berderet mengacung melampaui awan. Halamannya luas, berteras dengan susunan 9 teras meninggi ke arah puncak. Di salah satu halaman terdapat batu besar yang ditata berbentuk kura-kura raksasa. Ada pula relief menyerupai bagian tubuh manusia.
Bila cuaca cerah, dari kawasan Candi Cetho, pengunjung bisa melihat pemandangan jejeran gunung di tanah Jawa, seperti Gunung Merapi, Merbabu, Lawu, Sindoro, dan Sumbing. "Kota Solo dan Karanganyar juga terlihat cantik dari sini," ujar MB Rahayu, yang memandu tim detikTravel.
![]() |
Bila terus naik ke teras berikutnya, pengunjung akan menjumpai empat pendopo di kanan-kiri area candi untuk upacara keagamaan Hindu. Juga pernah digunakan untuk bersemadi ibu negara pada masa Orde Baru, Raden Ayu Hj Siti Hartinah alias Tien Soeharto.
"Bila kawasan candi ini tiba-tiba dibuat steril dari pengunjung, biasanya karena Ibu Tien akan datang untuk semadi. Pak Soedjono Hoemardani biasanya yang menemani, lalu Pak Eddi M Nalapraya," kata Rahayu.
Dihubungi terpisah, mantan wartawan Bernas Ari Kristyono mengungkapkan bahwa pada 1973, Ibu Tien bersama adik dan keponakannya pernah ke Lawu. Tapi yang sanggup berjalan hingga ke puncak cuma Ibu Tien karena anggota rombongan yang lain sudah kepayahan. Pada 1978, Soedjono Hoemardani memugar kawasan Cetho dan membuatnya seperti kondisi sekarang ini.
![]() |
"Jadi, memang Ibu Tien maupun Pak Harto itu pernah ke Puncak Lawu. Tapi kalau Ibu Tien semedi di Cetho saya tidak punya catatan. Hanya saja mungkin beliau sempat singgah dalam perjalanan ke Lawu, makanya dibangun pendopo fungsinya antara lain mungkin ya untuk beristirahat," kata Ari yang pernah menjadi komandan SAR UNS.
Admin visitjawatengah.jatengprov.go.id menyebut beberapa Presiden RI memang pernah beberapa kali ziarah dan menyepi ke Gunung Lawu. Ada kemungkinan mereka singgah ke Candi Cetho untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ke puncak.
"Tapi kalau digunakan untuk tirakat Ibu Negara Tien Soehato Soeharto semasa hidup, kami kurang paham," jawab admin kepada detikTravel.
Untuk diketahui, Letjen TNI (Purn) Soedjono Hoemardani bersama Letjen TNI Ali Moertopo adalah staf khusus Presiden Soeharto pada awal 1970-an. Dia berpulang pada 12 Maret 1986. Mayjen TNI Eddie M Nalapraya menjabat Kasdam V/Jaya pada 1979-1983 dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 1984-1987. Sementara itu, Ibu Tien berpulang pada 28 April 1996.
Ditemukan 1842, Dipugar 1978
Situs Candi Cetho ditemukan oleh Van der Vlis pada 1842. Dinas Purbakala Hindia Belanda lalu mengadakan penelitian, ekskavasi, dan rekonstruksi. Berdasarkan candrasengkala yang diwujudkan dalam relief binatang di situs tersebut, candi ini didirikan pada 1373 Saka (1451 Masehi).
"Pada 1978, Cetho dipugar tanpa mengikuti metode standar dalam arkeologi sehingga mengubah banyak struktur asli dan sangat mendekati bangunan pura di Bali. Sekelompok bangunan gapura candi bentar didirikan untuk pintu masuk ke undakan-undakan teras. Undakan teras yang pada 1928 berjumlah 13 berkurang menjadi 9," demikian penjelasan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah.
Di sekitar kompleks Candi Cetho, terdapat Candi Kethek atau candi monyet, yang letaknya sekitar 500 meter dari Candi Cetho. Konstruksi candi ini semacam punden berundak yang terdiri atas lima tingkat.
Simak Video "Jelajahi Indahnya Wisata Pedesaan di Karanganyar"
[Gambas:Video 20detik]
(jat/fem)