Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 02 Mar 2023 06:12 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Ketika Khoirudin Bersimpuh di Hadapan Patung Dewi Saraswati

Sudrajat
detikTravel
Khoirudin tengah berdoa di depan patung Saraswati di belakang Candi Cheto, Kamis (23/2/2023)
Khoirudin di depan Puri Taman Saraswati (Sudrajat/detikcom)
Jakarta -

Azan Zuhur terdengar sayup-sayup di sekitar Puri Taman Saraswati, kompleks Candi Cheto, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (23/2/2023).

Kabut dan rintik gerimis sesekali masih mengguyur silih berganti, ditingkahi suara cicit burung dan gesekan dedaunan terembus angin. Selama beberapa menit kami terhanyut kesunyian yang menenteramkan sambil mengagumi kecantikan patung Dewi Saraswati.

Matanya lembut hidup, senyumnya tipis. Mahkota dan perhiasannya elok berwarna keemasan.

Dalam agama Hindu, Saraswati merupakan Dewi Ilmu Pengetahuan. Istri Brahma, Dewa Pencipta, itu digambarkan memiliki empat tangan. Tangan kiri pertama memegang wina (kecapi), tangan kiri kedua memegang lontar simbol pengetahuan dan ilmu sejati.

Khoirudin tengah berdoa di depan patung Saraswati di belakang Candi Cheto, Kamis (23/2/2023)Delapan kali Khoirudin berkeliling di depan patung Saraswati sambil merapal doa. (Sudrajat/detikcom)

Tangan kanan pertama memegang genitri (tasbih) lambang kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual. Tangan kanan kedua tak terlihat kosong, meski biasanya memegang damaru (kendang kecil). Sementara kakinya berdiri di atas bunga teratai, dan dikawal oleh dua angsa.

Tak lama berselang muncul seorang lelaki bercelana pendek dan kaus hitam. Dia menggendong ransel seraya menggenggam kendi berisi air di kedua tangannya. Dengan tertib lelaki itu meletakkan semua barang yang dibawanya, lalu membakar beberapa batang hio dan bersimpuh menghadap Dewi Saraswati.

Setelah sekitar lima menit, dia berdiri dan berjalan perlahan mengelilingi patung Saraswati. Dari mulutnya keluar suara mendengung seperti merapal doa. Ia berkeliling sampai delapan kali!

"Itu adalah ekspresi rasa syukur yang tidak putus," kata lelaki yang kemudian diketahui bernama Khoirudin (37) itu. Dari namanya, dia mengaku seorang muslim. Hampir setiap bulan Khoirudin datang ke Taman Saraswati. Biasanya di malam hari, dan lebih suka datang sendirian. "Terasa lebih syahdu, apalagi bila turun hujan," ujarnya.

Tentang doa yang dirapal selama jalan berkeliling, Khoirudin menyebutnya bagian dari Mantra Gayatri. Maknanya kurang lebih "semoga makhluk yang tampak maupun yang tidak selalu bahagia".

Khoirudin buru-buru menjelaskan apa yang dilakukan selama di Puri Taman Saraswati itu bukan bagian dari pengamalan ritual Hindu atau Buddha. Juga bukan bagian dari Kejawen. "Saya tidak membawa identitas agama. Karena alam sudah ada sebelum lahir agama-agama," ujarnya.

Khoirudin, 37 tahun, berbincang dengan wisatawan di sekitar Taman SaraswatiKhoirudin berbincang dengan wisatawan di sekitar Taman Saraswati. (Sudrajat/detikcom)

Dari Puri Saraswati, sore harinya lulusan Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta itu melanjutkan perjalanan ke Pringgodani di lereng Lawu, Desa Blumbang, Tawangmangu.

Dia akan kembali ke Puri Saraswati sepekan kemudian untuk mengambil kendi yang sebelumnya ditempatkan di belakang Petirtaan Sendang Pundi Sari. "Setelah sepekan, saya percaya air di kendi itu mengandung energi untuk kita serap positifnya," kata Khoirudin.

Sejarah Puri Taman Saraswati

Puri Taman Saraswati diresmikan pada 28 Mei 2004 oleh Bupati Karanganyar Rina Iriani Sriratnaningsih dan Bupati Gianyar Bali AA Gde Agung Bharata. Situs visitjawatengah.jatengprov.go.id menyebut patung itu didatangkan dari Gianyar sebagai bentuk kerja sama antardaerah. Juga karena penduduk Desa Gumeng dan Gianyar memiliki leluhur yang sama.

Menuju Puri Saraswati, pengunjung akan melewati jalan setapak di sisi kiri Candi Cetho. Area Puri Taman Saraswati merupakan tempat ibadah umat Hindu di Desa Gumeng. Karena itu, di sana pengunjung akan diminta melepas alas kaki.

Di sebelah kanan area peribadatan, ada Sendang Pundi Sari, sumber mata air yang keluar dari akar pohon besar. Di sana tersedia gayung bagi umat Hindu yang ingin mandi dan menyucikan diri. Ada juga yang mempercayai bahwa membasuh muka dengan air di sana akan membuat awet muda dan bercahaya. Wallahualam....



Simak Video "Truk Tanki Tabrak Truk Barang dan Pintu Tol Kartasura, Satu Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA