Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menidkbudristek) Nadiem Anwar Makarim menetapkan Jembatan Mbeling sebagai salah satu Cagar Budaya Peringkat Nasional periode November 2022-Maret 2023.
Jembatan kereta api penghubung Sentolo, Kulon Progo dan Sedayu, Bantul ini menyimpan sejarah panjang terkait perkeretaapian di Indonesia.
Merujuk situs resmi Pemda DIY, jogjacagar.jogjaprov.go.id, dijelaskan bahwa Jembatan Mbeling pertama kali dibangun oleh perusahaan Jalur Kereta Api Negara dan Jalur Trem di Hindia Belanda yaitu Staatsspoorwegen (SS) pada 1886-1887.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran jembatan yang membentang sepanjang 138 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 16 meter di atas Sungai Progo ini bertepatan dengan pembangunan jalur kereta api ruas Cilacap-Jogja.
Seiring berjalannya waktu, ditambah meningkatnya lalu lintas kereta api saat itu menyebabkan Jembatan Mbeling rusak. Oleh karena itu, SS berupaya melakukan renovasi besar-besaran pada 1920-1930 an.
![]() |
Proses renovasi ini melibatkan insinyur Belanda bernama Prof. Ir. Paulus Pieter (P.P) Bijlaard. Bijlaard juga menjadi otak di balik wajah baru Jembatan Mbeling yang dianggap unik nan kokoh sehingga dapat bertahan hingga detik ini.
Adapun desain baru yang diusung Bijlaard yakni menghilangkan tiang penyangga di bagian tengah jembatan. Ini karena penggunaan tiang dapat menyebabkan kerusakan akibat derasnya arus Sungai Progo.
"Jembatan ini memiliki keunikan dalam segi konstruksinya, yaitu tanpa ditopang oleh pilar penyangga pada bagian tengah bentang jembatan," tulis situs ini dikutip detikJateng, Kamis (6/4/2023).
Keunikan lain dari Jembatan Mbeling bikinan Biljaard yakni adanya perbedaan konstruksi pada ujung sampai ke pangkal jembatan. Pada ujung bagian timur, kerangka jembatan terhubung dengan gelagar boks baja penyangga rel kereta api hingga sampai ke kepala jembatan.
Sedangkan di ujung bagian barat dari frame kerangka jembatan, masih disambung lagi dengan framework berbentuk segitiga siku-siku dan konstruksi peredam terletak di dalam boks beton.
Konstruksi peredam ini untuk mengantisipasi gaya desak dan getaran dari rangkaian KA yang lewat, sehingga deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi bersifat elastis.
Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Jembatan Mbeling diambil alih Djawatan Kereta Api Republik Indonesia atau sekarang PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Jembatan ini pun masih difungsikan hingga sekarang. PT KAI juga membangun jembatan baru di selatan jembatan ini.
Baca artikel selengkapnya di detikJateng
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak