Dulu Ini Lokalisasi Terbesar di Asia Tenggara, Kini Jadi Kawasan Islami

Weka Kanaka - detikTravel
Sabtu, 15 Apr 2023 08:39 WIB
Foto: Weka Kanaka/detikcom
Jakarta -

Jakarta ternyata pernah memiliki lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Siapa sangka kawasan prostitusi tersebut kini menjadi Masjid Raya Jakarta.

Adalah Masjid Jakarta Islamic Center (JIC) yang berada di Jalan Kramat Jaya Raya, Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara yang dulunya kawasan prostitusi itu. Memiliki luas area sekitar 11 hektare, tempat ini dulu bahkan merupakan kawasan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara.

Pada circa 1970-1999, area ini dikenal dengan nama Kramat Tunggak, merupakan kawasan lokalisasi yang dibangun pada era Gubernur Ali Sadikin. Seiring pembangunan lokalisasi itu, terjadi banyak pergolakan di kalangan masyarakat.

Namun, pada awalnya Kawasan Kramat Tunggak dibangun oleh Ali Sadikin untuk tujuan menertibkan wanita pekerja seks komersial (PSK) agar lebih mudah diawasi. Melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No. Ca. 7/I/13/1970 per tanggal 27 April 1970 tentang Pelaksanaan Usaha Lokalisasi/Relokasi Wanita Tuna Susila.

Dibangunnya kawasan lokalisasi itu terinspirasi kawasan serupa di Bangkok. Sebelumnya, PSK di Jakarta tersebar di beberapa daerah dan tidak tertata. Di antaranya, di area Jalan Gajah Mada, Senen, dan Kramat.

Pada awal dibuka 1970, tempat ini dihuni oleh 300 PSK dan 76 orang germo. Jumlahnya kian bertambah seiring waktu akibat perkembangan yang terbilang pesat.

Hingga di tahun terakhirnya, yakni pada 1999 tercatat jumlah PSK mencapai 1.615 orang dan ada 258 orang germo.

Hingga akhirnya pada masa jabatan Gubernur Sutiyoso, area Kramat Tunggak disulap jadi kawasan Islami yang cukup besar. Perubahan ini terjadi pada tahun 2001 dan menjadi kawasan ini sebagai masjid raya pertama di Jakarta.

Mengutip Ensiklopedia Jakarta, JIC diresmikan oleh Sutiyoso pada 4 Maret 2003. Pembangunan JIC juga ditaksir dengan angka yang lumayan besar, yakni hingga Rp 700 miliar. Meliputi pendirian masjid, gedung sosial budaya, dan rangkaian bangunan wisma atau penginapan kantor bisnis.

Walaupun telah beralih fungsi menjadi kawasan Islami, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat itu tetap memfasilitasi mantan PSK yang ingin tetap tinggal di sekitar JIC. Banyak dari mereka dibina untuk dapat membuat produk rumahan yang produktif.

Pembangunan JIC juga mengambil falsafah Rasulullah SAW dalam mendirikan rumah. Yaitu, dengan adanya area pendidikan, peribadatan, serta area bisnis.

"Jadi tiga lokasi utama JIC ini menjadi motivasi yang diambil dari Rasulullah SAW yang membangun rumah dan pendidikannya, dari spiritual-nya, dan juga dari bisnis," kata staf Infokom Jakarta Islamic Center, Zoma Shavita.

Tempat ini juga menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam di Jakarta. Terdapat area pesantren, gedung teater, gedung perkantoran, hingga perpustakaan. Zoma bahkan menjelaskan bahwa Perpustakaan JIC sempat mendapatkan penghargaan Perpustakaan masjid terbaik se-Indonesia.

Walau terbilang cukup megah lewat luasnya area dan ragam bangunan. Tapi pada 19 Oktober 2022, masjid ini mengalami musibah. Kubah masjid JIC kebakaran dan membuat masjid itu tidak dapat dipergunakan hingga saat ini.

Namun, traveler yang ingin berkunjung dan beribadah di JIC tetap bisa. Untuk sementara, area ibadah dialihkan ke dalam convention hall yang awalnya menjadi tempat menggelar berbagai event di area JIC.



Simak Video "Menelusuri Kemegahan Masjid Baiturrahman yang Mengagumkan, Aceh"

(wkn/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork