Peninggalan kerajaan Tarumanegara berupa prasasti, arca dan berita. Berikut penjelasan lengkapnya.
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang mendapat pengaruh agama Hindu. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua setelah Kerajaan Kutai di Kalimantan.
Dikutip dari Modul IPS Paket A Tingkatan II Berjudul Teropong Waktu: Jejak Kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Nusantara (2017), Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkuasa dari abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Tarumanegara ini memiliki wilayah kekuasaan yang berada di wilayah Sunda dan Jawa bagian barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukti berdirinya Kerajaan Tarumanegara adalah dengan ditemukannya beberapa peninggalan. Sejumlah peninggalan ada yang berupa Prasasti, Arca bahkan Berita.
Berikut peninggalan Kerajaan Tarumanegara dirangkum dari buku Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara oleh Srinansy dan Harry Rachadian (2010).
Prasasti
Berikut ini adalah prasasti-prasasti yang menjadi sumber tentang keberadaan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Cirauteun atau Prasasti Cimpea
Prasasti Cirauteun ditemukan di Cirauteun, sekitar seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan sungai Cisadane. Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Terdapat juga lukisan laba-laba serta telapak kaki Raja Purnawarman yang diibaratkan kaki Dewa Wisnu. Isi dari prasatinya adalah puisi empat baris yang berbunyi:
"Kedua telapak kaki yang seperti Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyhur Purnawarman penguasa Tarumanegara"
2. Prasasti Jambu atau Prasasti Koleangkak
Prasasti Jambu adalah prasasti batu peninggalan Tarumanegara yang terletak di puncak bukit Koleangkak, Desa Pasir Ginting, Kecamata Leuwiliang. Prasasti Jambu ini pun berukir sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berupa puisi dua baru.
"Yang termasyhur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya"
"Kepunyaannya lah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan, tapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya"
3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi dibuat sekitar 400 M dan ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor. Pada prasati ini terdapat gambar bekas tapak kaki gajah sang raja dan diberi keterangan sebaris puisi.
"Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata kepunyaan penguasa Tarumanegara yang jaya dan berkuasa"
4. Prasasti Tugu
![]() |
Prasasti ini dinamai sesuai dengan tempat ditemukannya yakni di daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Dibanding prasasti lainnya, Prasasti Tugu menjadi prasasti paling panjang yang ditinggalkan Raja Purnawarman.
Isi dari prasasti Tugu adalah penggalian yang dilakukan di Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati (Bekasi) yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Penggalian diduga untuk mengatasi bencana alam seperti banjir dan kekeringan saat kemarau.
5. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Prasasti ini ditemukan di Lebak, tepi sungai Cidanghiang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti Cidanghiang menggunakan huruf Pallawa yang berisi tentang puji-pujian kepada Purnawarman atas keberanian, keagungan dan keperwiraan dibanding raja-raja dunia lainnya.
6. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864 di tepi sungai Cisadane dekat muara Cianten. Prasati ini dipahat pada batu besar dengan gambar sulur-suluran. Namun, tulisan dalam prasasti ini belum dapat diartikan oleh para ahli
7. Prasasti Pasir Awi
Prasasti satu ini juga ditemukan oleh N.W Hoepermans pada tahun 1864 di lereng selatan bukit Pasir Awi kawasan perbukitan Cipamingkis, Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Prasasti in dipahat pada batu besar bergambar sepasang telapak kaki serta dahan dengan ranting, daun dan buah.
Arca
Berikut ini beberapa Arca peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
1. Arca Rajarsi
Arca Rajarsi termasuk arca yang tua namun tidak diketahui dengan pasti tempat penemuannya yang asli. Berdasarkan berita-berita yang sampai, arca ini diperkirakan berasal dari daerah Jakarta. Arca ini menggambarkan Raja Purnawarman yang memiliki sifat Dewa Wisnu.
2. Arca Wisnu Cibuaya I
Arca ini berasal dari abad ke-7 dan dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti peninggalan Purnawarman. Hal ini membuktikan adanya aliran seni di Jawa Barat.
Arca ini memili persamaan dengan arca-arca lain yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam dan Kamboja. Selain itu, arca ini memiliki persamaan dengan langgam seni Pallawa di India sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8 M.
3. Arca Wisnu Cibuaya II
Arca Wisnu Cibuaya II didapatkan di Desa Cibuaya, namun tidak diketahui di mana tempat aslinya. Dari persamaan Arca Wisnu Cibuaya II dengan arca dari Seni Palla, diperkirakan arca ini berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-8 M.
Berita
Selain, prasati dan arca yang ditemukan, sumber-sumber bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara berasal dari berita-berita China.
1. Berita Fa-Hsien
Pada tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa Ye-Po-Ti hanya sedikit orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan Animisme.
2. Berita Dinasti Sui
Berita Dinasti Sui menceritakan bahwa pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo atau Taruma, yang terletak di sebelah selatan
3. Berita Dinasti Tang
Berita Dinasti Tang juga menceritakan pada tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo yang terletak di sebelah tenggara. Dari peninggalan abad ke-5 diketahui adanya sebuah negara bernama Tarumanegara yang terdapat di daerah Jawa Barat.
Itulah sejumlah peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berupa prasasti, arca dan berita. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan kamu tentang kerajaan di Nusantara.
(hnh/fds)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia