Opium adalah jenis narkotika paling berbahaya. Siapa sangka, Jakarta sempat jadi rumah bagi pengolahannya.
Dulu opium dilegalkan, karena merupakan salah satu komoditas yang menjadi lumbung uang bagi pemerintahan kolonial Belanda. Namun, tak hanya lumbung uang, produksi opium juga sangat penting dalam menjalankan misi kerja rodi saat itu.
Karena opium dinilai bisa menjadi pendorong stamina bagi para pekerja paksa pada era kolonialisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa dilegalkan, karena salah satu fungsi opium itu selain pemasukan, itu jadi doping para pekerja. Karena kalau sudah konsumsi opium itu jadi tahan kantuk, energinya lebih banyak jadi salah satunya dicekoki opium itu. Itu untuk pekerja rodi di zaman Belanda," ujar pemandu Jakarta Good Guide, Rony Maulana Djusri, saat memandu walking tour, Sabtu (8/7/2023).
Ia menjelaskan bahwa opium pada zaman itu ada yang didistribusikan keluar, namun banyak juga untuk konsumsi masyarakat pribumi. Pabrik pengolahan opium sendiri ada di Jalan Salemba, tepatnya ada di Universitas Indonesia kampus Salemba.
![]() |
"Pabrik opium itu sedari 1800-an, sebelum adanya FK UI, sudah ada pabriknya," jelas Rony. Namun pabrik tersebut akhirnya tutup setelah opium dihanguskan sekitar 1900-an.
Mengapa pabrik tersebut berada di Salemba? Karena dulunya di Salemba ada sebuah stasiun bernama Stasiun Kenari atau disebut juga Stasiun Salemba.
Jalur Stasiun Salemba dulu terhubung dengan Tanah Abang dan menjadi arus distribusi yang dilalui oleh produksi opium. Saat ini, gedung produksi opium masih ada. Dan dialihfungsikan sebagai ruang kelas dan lab di Universitas Indonesia kampus Salemba.
Terlihat bangunan tersebut nampak cukup tua dan bergaya klasik lewat jendela oval dan pintu-pintu besar menghiasinya. Kendati telah ada lama, namun bangunan ini masih terlihat kokoh berdiri.
Di sisi lain, suasana lawas pada beberapa sisi bangunan tidak dapat membohongi bahwa bangunan ini telah lama berdiri.
(wkn/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan