Nepa, Mountain, Book & Coffee, Sensasi Nugas di Kafe dengan Suasana Nepal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nepa, Mountain, Book & Coffee, Sensasi Nugas di Kafe dengan Suasana Nepal

Lintia Elsi - detikTravel
Kamis, 14 Sep 2023 15:07 WIB
Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler di Yogyakarta.
Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi di Yogyakarta. (Lintia Elsi/detikcom)
Yogyakarta -

Kafe di Yogyakarta ini memiliki konsep unik yang menggabungkan hobi pemiliknya dalam satu tempat. Nepa, Mountain, Book & Coffee, seperti namanya, kafe ini menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler.

Pemilik kafe, Rahmat Hadi, memiliki kecintaan pada aktivitas naik gunung sejak kuliah. Ia berpengalaman mendaki gunung-gunung di Indonesia sejak 1992. Hingga 2014, ia berhasil menjejakkan kaki di kawasan pegunungan Himalaya di Nepal dan tampaknya amat terkesan dengan perjalanan itu.

Dia jatuh cinta kepada negara tempat gunung tertinggi dunia tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ingin hanya menyimpan kenangan dalam bentuk foto-foto, Rahmat menjadikan 'Nepa' sebagai nama kafenya. Makanya, tidak mengherankan saat masuk ke dalam kafe, traveler akan menemukan ornamen dan pernak-pernik negara Nepal seperti bendera Nepal dan bendera doa.

Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler di Yogyakarta.Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler di Yogyakarta. (Lintia Elsi/detikcom)

Terlihat kecil dari luar, kafe ini sebenarnya memiliki ruangan outdoor dan lantai dua yang menghadap jalanan langsung.

ADVERTISEMENT

Traveler bisa melihat foto-foto yang diambil langsung oleh Rahmat pada perjalanannya naik gunung di dinding-dinding area indoor kafe.

Pada meja kasir terdapat deretan buku-buku yang merupakan koleksi pribadi dari pemilik. Traveler dapat membacanya selama di kafe, ada novel-novel, buku tentang sejarah, dan buku yang ditulis oleh Rahmat.

Rahmat menulis buku sejak 2017 dan menceritakan pengalamannya naik gunung. Sampai sekarang ia telah memiliki tiga buku sendiri berjudul Menggapai Mimpi ke Puncak Dunia, Kilimanjaro, dan Himalaya 7,9 Magnitudo, serta dua buku kolaborasi.

Ia sebelumnya tinggal di Jakarta, kemudian memilih Yogyakarta sebagai tempat membuka kafenya. Dia terpukau dengan Yogyakarta sebagai kota pelajar. Dan, di sana dia ingin menerapkan visi misi berbagi pengalaman dan pengetahuannya pada pelajar dan mahasiswa yang datang ke kafe.

Sejak dibuka 2020, Nepa, Mountain, Book & Coffee selalu mengutamakan ketenangan bagi pelanggannya. Jadi pengunjung tidak boleh terlalu berisik saat berada di dalam.

"Kan saya tutup jam 01.00, kalo misalnya mereka nongkrong terus saya dengar cuma ngalor ngidul, main game, udah jam 01.00 pasti langsung saya tutup. Tapi kalau saya lihat mereka nugas, bahkan ada yang datang meeting, mengerjakan skripsi, itu sampai jam berapa pun saya temenin. Bahkan, kadang-kadang saya kasih kopi," kata Rahmat.

Rahmat mengurus semua keperluan kafenya sendiri mulai dari membuat minuman hingga mengurus keperluan dan kebersihan kafe. Jadi, ia bisa mengamati kebiasaan-kebiasaan pelanggannya. Ia mengaku tidak sampai 10% pelanggan yang datang untuk membaca buku meskipun buku merupakan bagian dari konsep kafe.

Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler di Yogyakarta.Nepa, Mountain, Book & Coffee, kafe yang menawarkan nuansa khas Nepal, pegunungan, buku, dan segelas kopi untuk menikmati waktu santai traveler di Yogyakarta. (Lintia Elsi/detikcom)

Selain itu, kafe ini memiliki satu minuman khas Nepal yaitu 'Chai Tea', teh dengan campuran rempah yang di sini dibuat dengan rempah Indonesia. Sehingga, warga Nepal yang sedang berada di Yogyakarta pun sering datang untuk menikmati minuman ini. Pernak-pernik kafe pun dibawa langsung oleh pelanggan Nepal.

"Pernak-pernik juga kayak bendera-bendera ini pelanggan yang bawa. Di UGM tu S2-nya ada kayak pertukaran mahasiswa, nah itu ada beberapa orang Nepal, mereka sering ke sini," katanya.

Selain Chai Tea, kafe ini juga menawarkan berbagai pilihan kopi dan makanan ringan dengan kisaran harga Rp 8 ribu - Rp 25 ribu saja.

Bagi traveler yang ingin mencoba datang, kafe ini berlokasi di Pojok Tiyasan, Jalan Sidomulyo No.19, Condongcatur, Depok, Sleman. Buka setiap Selasa - Minggu, jam 18.15 - 01.00 WIB.




(fem/fem)

Hide Ads