Kotagede memang merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki banyak bangunan-bangunan dengan arsitektur tradisional Jawa. Di kawasan yang cukup tersembunyi, berdiri satu rumah yang dikenal dengan nama Omah UGM. Rumah ini memiliki nuansa asli Jawa yang sangat kental sampai sekarang.
Untuk datang ke rumah ini, pengunjung hanya bisa menggunakan sepeda, motor, ataupun jalan kaki karena lokasinya berada di gang sempit. Alamat tepatnya ada di Gang Soka, Kampung Bodon, Jagalan, Kotagede, Yogyakarta.
Meskipun cenderung tersembunyi, Omah UGM tidak pernah sepi pengunjung. Terutama para mahasiswa yang memiliki tugas-tugas yang berkaitan dengan rumah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki area rumah, pengunjung akan disambut oleh Muharjo, selaku pengurus rumah. Muharjo akan dengan senang hati menjelaskan tentang sejarah dan serba serbi Omah UGM. Pengunjung akan diminta untuk mengisi buku tamu dan membayar uang retribusi seikhlasnya.
![]() |
Menurutnya, dulu rumah ini dimiliki oleh keluarga Parto Darsono, sang istri adalah pengusaha batik sedangkan suami merupakan pengusaha perak. Setelah keduanya meninggal dunia, rumah ini menjadi tidak terawat.
Hingga gempa yang terjadi pada tahun 2006 menyebabkan beberapa bagian dari rumah rusak. Rumah ini pun dibeli oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2007 untuk dirawat dan dilestarikan.
"Jadi mereka meninggal tidak punya putra. Rumah ini kosong, lalu ditempati keponakannya, dosen UGM. Terus bilang sama pihak UGM suruh beli rumah ini, biar kalau dibeli UGM dilestarikan. Rumah ini luas tanahnya 900 meter, dijual 250 juta, murah banget ini," kata Muharjo.
Omah UGM pun akhirnya diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Kemudian, bangunan itu dibuka untuk umum sebagai tempat cagar budaya. Muharjo yang tinggal di dekat Omah UGM ini diminta untuk mengelola rumah agar tetap terawat dan bersih.
Dari luar rumah, ada pendopo cukup besar dikelilingi pohon dan tanaman-tanaman di halaman rumah. Pendopo ini biasanya juga digunakan oleh ibu-ibu di sekitar rumah untuk senam di pagi hari.
![]() |
Barang-barang dan hiasan-hiasan rumah semua masih asli dari pemiliknya dahulu, tidak ada unsur modern yang tercampur di sini. Ada beberapa ruang seperti dapur, ruang makan, tempat istirahat, dan halaman belakang yang diisi barang-barang antik mulai dari kursi, mesin ketik, sepeda, dan peralatan dapur.
Omah UGM bisa dipakai untuk pemotretan prewedding, acara reuni, kegiatan tugas-tugas kuliah dan sekolah, juga sekadar tempat bersantai warga di sekitarnya karena suasana yang sejuk. Rumah ini juga pernah dipakai sebagai tempat syuting film 'Sang Pencerah' oleh Hanung Bramantyo.
"Anak UGM ke sini biasanya makan sama dosennya, nanti bu RT sama bu RW yang masak. Nanti ditelpon dulu sama UGM, dikasih tau menunya apa, paling dikit kalau prasmanan itu 30 orang," kata Muharjo
Omah UGM buka dari jam 09.00 - 17.00 WIB, biasanya sekitar jam 11.00 - 13.00 rumah ini akan lebih sepi karena cuaca yang panas.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan