Berwisata ke Kupang, traveler bisa melihat dua buah meriam peninggalan Perang Dunia II masih berdiri kokoh. Sejarahnya, meriam itu merupakan peninggalan dari tentara Kerajaan Inggris.
Dua meriam ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dua meriam ini juga dilindungi dengan cara dipagar.
"Bukti sejarah meriam ini ada dua unit. Meriam masih berdiri kokoh pada dua (tempat) yang kini berada di dalam pemukiman warga di Jalan Karya Kencana II, Kelurahan Kelapa Lima," ujar penjaga Cagar Budaya Meriam PD II Rafael Nyale, Minggu (4/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Rafael, berdasarkan cerita para orang tua, dua unit meriam itu ditempatkan oleh tentara Inggris untuk melawan tentara Jepang pada 1942. Sebagai bukti, terdapat cap kepemilikan dari Kerajaan Inggris pada bagian bodi meriam dengan tahun pembuatan pada 1908.
Lokasi penempatan dua meriam bukanlah wilayah permukiman kala Perang Dunia II. Tempat itu menjadi lokasi bagi tentara Inggris untuk memantau pergerakan tentara Jepang yang akan muncul melalui jalur laut.
"Saat itu belum ada pemukiman penduduk sehingga pergerakan tentara Jepang dipantau dari ketinggian, dan jika musuh muncul maka akan langsung diserang dengan menggunakan dua meriam tersebut," jelas Rafael.
Namun dua meriam itu akhirnya tidak digunakan oleh tentara Inggris karena jalur perang dialihkan ke Timor Raya dari Babau hingga Oesao. Dua meriam itu kemudian ditinggalkan di lokasi.
"Dua meriam ini tidak digunakan untuk perang kemudian ditinggalkan begitu saja hingga Indonesia merdeka. Dan sampai sekarang pemerintah menetapkan sebagai cagar budaya," terang Rafael.
Dua meriam milik tentara Inggris itu kini diberi nama Cagar Budaya Meriam PD II. Lokasi meriam saat ini menjadi media belajar dan penelitian dari berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa, hingga ahli sejarah.
"Kami membuka ruang bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejarah dari Meriam PD II, bukan sekedar besi tua, melainkan bukti sejarah jejak penjajah di wilayah Kota Kupang." tegas Rafael.
Artikel ini telah tayang di detikbali
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?