Melihat Dusun Pecinan di Klaten, Sisa Geger Zaman Mataram

Achmad Hussein Syauqi - detikTravel
Senin, 12 Feb 2024 08:05 WIB
Foto: Dusun Pecinan di Klaten (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Di Klaten ada sebuah dusun Pecinan. Konon, dusun ini menyimpan peninggalan peristiwa Geger Pecinan pada zaman Mataram berabad-abad silam.

Dusun Pecinan itu berada di wilayah desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten. Dusun tersebut konon merupakan perkampungan etnis Tionghoa di masa Kerajaan Mataram Kartasura.

Dari pusat kota Klaten, dusun Pecinan berjarak sejauh 25 kilometer ke arah Solo. Kalau dari Kartasura, Sukoharjo, jaraknya cuma sekitar 10 kilometeran.

Berada di tepi jalan Jogja-Solo, dusun itu tak tampak sebagai kampung Pecinan pada umumnya. Tidak ada bangunan bergaya etnis Tionghoa atau jejak kebudayaannya di sana.

Satu-satunya yang terkait etnis Tionghoa hanya kompleks makam di utara dusun yang terdapat beberapa kuburan Tionghoa.

Masuk ke dusun tersebut juga tidak ada gapura berarsitektur naga liong atau lampion. Satu-satunya penunjuk hanya beberapa plang papan nama bertuliskan RT dan RW Pecinan di pojok-pojok dusun.

"Kalau sejarahnya saya tidak tahu. Cuma di Utara dusun itu ada makam China, di Utara sungai," ungkap warga Dusun Pecinan, Desa Kepanjen, Yatmi (66) dengan bahasa campuran Jawa, Kamis (8/2/2024) pekan lalu.

Dari cerita Yatmi, di dusunnya tidak ada warga yang beretnis Tionghoa. Makamnya pun tidak khusus untuk orang Tionghoa, tapi juga masyarakat sekitarnya.

"Dulu Bong Cino, tapi tidak semua orang China yang dikubur, itu makam umum. Tapi masuknya Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari," jelas Yatmi.

Lisna, warga lainnya mengatakan kuburan Cina tidak hanya ditemukan di makam umum. Tapi di utara dusun pernah ada beberapa makam China.

"Dulu ada kuburan China di pekarangan selatan sungai tapi sudah dibongkar. Sekarang pada jadi rumah," kata Lina kepada detikJateng.

Ketua RW 1 Dusun Pecinan, Desa Kepanjen, Endri Yunanto menambahkan, tidak ada yang tahu pasti nama dusunnya. Hanya ada cerita tutur turun-temurun dulunya menjadi tempat pelarian etnis Tionghoa.

"Riwayat pastinya kita tidak tahu. Hanya konon di sini dulu banyak warga China pelarian ketika ontran-ontran di Keraton Kartasura. Sehingga dulu banyak ditemukan makam China, tidak hanya di Utara kampung yang sekarang jadi makam tapi juga di tengah kampung," tutur Endri.

Makam-makam di tengah kampung itu, sekarang sudah tidak ada lagi. Makam sudah dibongkar, dipindahkan atau jadi pemukiman.

"Sudah tidak ada tapi itu belum lama dibongkar. Karena dibangun, kemudian diratakan padahal dulu banyak di tengah kampung, di tengah kebun tapi karena dibangun rumah ya dibongkar atau dipindah," lanjut Endri.

Kuburan etnis Tionghoa di Utara dusun Pecinan, Klaten Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Dihubungi terpisah, Pegiat Cagar Budaya Kabupaten Klaten, Hari Wahyudi mengatakan, permukiman etnis Tionghoa di Klaten tersebar merata. Keberadaan mereka terkait pabrik gula.

"Di dekat pabrik gula pasti ada bangunan kolonial, bangunan Pecinan, juga ada makam China dan makam Belanda atau kerkoff. Etnis Tionghoa itu dekat dengan Eropa, mereka dipekerjakan sebagai ahli akuntansi di pabrik Eropa," ungkap Hari.

Menurut penelusuran dari berbagai sumber, geger Pecinan Kartasura merupakan konflik politik di tahun 1740-1743 yang diawali dari kekerasan terhadap etnis Tionghoa di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Konflik itu kemudian melebar dengan penyerbuan pasukan China yang bergabung dengan pasukan Jawa menyerang benteng keraton Mataram Kartasura (Sukoharjo) karena bersekutu dengan VOC.


-----

Artikel ini telah naik di detikJateng.



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Kuliner di Glodok Chinatown "

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork