Kawasan Pecinan yang Tersembunyi di Kota Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikTravel
Rabu, 13 Mar 2024 22:05 WIB
Foto: Kawasan Pecinan yang tersembunyi di Bandung (Anindyadevi Aurellia/detikcom)
Bandung -

Tahukah kamu, di kota Bandung ada sebuah kawasan Pecinan yang tersembunyi. Namanya Komplek Jap Loen. Begini penampakan dan lokasi tepatnya:

Meskipun tidak ada wilayah yang bisa dikatakan kampung Pecinan secara spesifik di Kota Bandung, akademisi sekaligus Pengamat Pecinan di Kota Bandung, Sugiri Kustedja melihat Komplek Jap Loen menjadi titik yang paling mendekati pecinan.

Komplek Jap Loen saat ini lebih dikenal dengan Jalan Ikan Asin di Pasar Andir, Kota Bandung. Sebutan Jalan Ikan Asin merujuk pada penamaan masing-masing jalan, yakni Jalan Kakap, Jalan Teri, Jalan Gabus, dan Jalan Pepetek.

Tak banyak yang tahu, bahwa wilayah tersebut juga disebut dengan Komplek Jap Loen, karena dibangun oleh penduduk etnis Tionghoa yang kaya raya bernama Yap Loen.

"Daerah pasar itu yang bangun orang kaya dulu, namanya Yap Loen. Makanya komplek Yap Loen. Sebaliknya, Yap Loen itu rumahnya di antara Gang Luna sama Jalan Sudirman. Saya bilang Komplek Yap Loen itu paling cocok kalau dikatakan pecinan, meski kecil. Sebab bangunannya itu masih ada sisa-sisa gaya Tiongkok. Di jalan ikan asin itu, Gabus, Pepetek," kata Sugiri yang juga merupakan dosen Arsitektur di Universitas Maranatha tersebut.

Dalam penelitiannya yang berjudul Jejak Komunitas Tionghoa dan Perkembangan Kota Bandung, Sugiri menuliskan Yap Loen adalah seorang pengusaha tekstil dan properti. Ia aktif pada banyak organisasi Tionghoa, THHK (pendidikan), Siang hwe (perdagangan), Hong Hoat Tong (paguyuban), dan anggota dewan regentschapsraad Bandoeng.

"Yap Lun pada awalnya sebagai pedagang kain keliling. Yap Lun menjadi kaya raya ketika pecah Perang Dunia ke-1 (1914-1918). Ia kaya karena usaha impor kain dalam jumlah besar dari Jepang pada saat Eropa berperang. Sehingga Eropa tidak mampu menyuplai barang ke Hindia Belanda," kisahnya dalam penelitian itu.

Pecinan' di Kota Bandung." title="Menelusuri 'Pecinan' di Kota Bandung." class="p_img_zoomin" />Menelusuri 'Pecinan' di Kota Bandung. Foto: Anindyadevi Aurellia

Yap Lun menjadi developer Gg Luna (Lun-An; Yap Lun & Kok An), di daerah jalan Waringin, Pasar Andir. Daerah itu kemudian dikenal juga sebagai kompleks Yap-lun, Yaploen straat, Yaploen plein. Perusahaan pengembangnya adalah 'Jap Loen & Co.' dan 'NV Bow Mij Tjoan Seng'.

Dulunya, di daerah itu terdapat sekitar 130 buah ruko satu lantai khas Tionghoa. Sugiri menyebut ruko tersebut mulanya berderet dan seragam. Saat ini wajah pertokoan tersebut sudah berubah, tapi masih ada satu hal yang menjadi ciri khas pecinan di sana.

"Yakni Thiam Tang. Bagian dinding depan ruko yang terdiri dari 3 bidang lembaran konstruksi kayu. Itu menjadi ciri paling khas di situ. Dinding depannya dari kayu, ada tiga segmen. Itu gaya dari Tiongkok Selatan. Pintunya juga kayu dan terbelah dua gitu. Dulu berderet seragam. Kalau dibuka kan, ada yang dia buka atasnya saja, ini artinya publik umum (pembeli) di luar aja," kata Sugiri sambil memperagakan Thiam Tang tersebut.

Kayu bagian teratas biasanya ditarik agar matahari bisa masuk ke dalam toko, namun tidak sepenuhnya karena terhalang kayu tersebut. Namun jika para pedagang itu welcome, kata Sugiri, kayu bagian bawah pun akan diangkat sehingga mempermudah akses orang keluar masuk.

Pantauan di lokasi, pertokoan dengan jendela kayu yang khas tersebut masih mudah ditemui dari sepanjang Jalan Kakap menuju ke Jalan Pepetek (pasar basah tempat berjualan sayur dan ikan di belakang Pasar Andir).

Kondisi Komplek Jap Loen tersebut ramai oleh pedagang yang berjualan mayoritas kebutuhan rumah tangga seperti sabun, sampo, jajanan, ikan asin, daging ayam, sayur, dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka menggelar lapak di luar ruko, ada beberapa ruko yang dibuka untuk berjualan tapi ada pula yang tidak.

"Kalau yang tutup mah ya untuk penyimpanan stok biasanya. Kalau yang dibuka bisa untuk transaksi. Ada juga yang memang sudah kosong," kata salah seorang pedagang yang memberikan keterangan singkat.

Sayangnya, komplek yang bisa menjadi titik pecinan di Kota Bandung ini kurang begitu terawat. Kondisi jalannya tak mulus, lapak-lapak di gelar di pinggir jalan agar memudahkan pembeli membuatnya terkesan kurang rapi. Terlebih jika menengok ke area Jalan Pepetek yang sudah padat kios dan beratapkan seng atau terpal.

Di sisi lain, Jalan Cibadak menjadi ruas jalan yang lebih dikenal sebagai pecinan di Kota Bandung. Hal ini karena mayoritas penduduknya etnis Tionghoa, serta jalanan ini dikenal dengan kulinernya yang beragam dan mudah ditemui kuliner khas atau akulturasi Tiongkok.

Namun, dikatakan Sugiri, wilayah Cibadak dirasa kurang pas jika dikenal sebagai wilayah pecinan.

"Kalau Cibadak itu sudah model arsitektur Belanda semua. Kalau populasinya (Cibadak) memang benar, tapi bangunannya sudah bangunan Belanda semua," ucapnya.


------

Artikel ini telah naik di detikJabar.



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Kuliner di Glodok Chinatown "

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork