Tradisi Unik Sambut Idul Adha di Pasuruan: Manten Sapi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Unik Sambut Idul Adha di Pasuruan: Manten Sapi

Ardian Dwi Kurnia - detikTravel
Minggu, 16 Jun 2024 18:10 WIB
Ritual manten sapi di Pasuruan sebelum Idul Adha.
Foto: Tradisi Manten Sapi di Pasuruan (Muhajir Arifin/detikcom)
Pasuruan -

Ada beragam tradisi unik menyambut Idul Adha di Indonesia. Di Pasuruan, Jawa Timur warga menggelar acara Manten Sapi alias Pengantin Sapi. Seperti apa ya?

Tradisi Manten Sapi biasanya dilakukan sehari sebelum waktu Idul Adha tiba. Warga melakukan tradisi ini sebagai simbol penghormatan kepada hewan yang akan dikurbankan.

Untuk menghormati hewan kurban, biasanya masyarakat akan memandikan mereka dengan air kembang dan merias hewan tersebut. Sapi-sapi ini akan dirias serupa pengantin, diberi kalung kembang tujuh rupa, dan diselimuti kain putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilannya setelah dirias sangat cantik dan tampan menyerupai pengantin menjadi alasan tradisi ini disebut sebagai manten sapi atau pengantin sapi.

Sesudah dihias, sapi-sapi tersebut kemudian diarak berkeliling oleh masyarakat, sebelum akhirnya diserahkan ke panitia penyembelihan hewan kurban di masjid.

ADVERTISEMENT

Tak hanya rombongan sapi yang tampil meriah dan anggun, warga masyarakatnya pun tak ketinggalan. Mereka yang ikut arak-arakan manten sapi akan membawa berbagai bahan pangan. Seperti minyak goreng, beras, bumbu masak, hingga kayu bakar.

Bahan pangan tersebut nantinya akan diberikan kepada warga yang tidak mampu bersama dengan daging kurban yang telah dipotong pada hari Idul Adha. Hal ini dilakukan masyarakat untuk membantu warga tersebut agar tak kesulitan untuk mengolah daging sembelihan.

Selain sebagai tradisi yang menarik untuk menjadi tontonan, kebiasaan turun-temurun di masyarakat ini juga dilakukan sebagai bagian dari syiar Islam.

Adanya tradisi manten sapi ini diharapkan supaya masyarakat memiliki keinginan untuk berkurban di momen Idul Adha tahun berikutnya.

Meskipun hanya sapi yang diarak, tetap saja hal ini diharapkan memotivasi masyarakat untuk bersemangat kurban dengan hewan apapun yang diperbolehkan. Antara lain kambing, domba, sapi, bahkan unta.

Masyarakat yang mengikuti manten sapi juga merasa bangga sebab di tengah banyaknya tradisi lokal yang hilang, kebiasaan ini masih terus dilakukan di masyarakat. Selain itu, manten sapi juga dilakukan sebagai bentuk komunikasi untuk menjaga tradisi setempat.

-------

Artikel ini telah naik di detikJatim.




(wsw/wsw)

Hide Ads