Matahari Ceria Fakfak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nadine Chandrawinata|59559|PAPUA BARAT|51

Matahari Ceria Fakfak

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 24 Mar 2011 11:15 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Berpose di depan Bandar Udara Torea Fakfak
Pemandangan Fakfak
-
Matahari Ceria Fakfak
Matahari Ceria Fakfak
Matahari Ceria Fakfak
Jakarta -

Apa yang membuat kota FakFak ini begitu spesial ?
Dari nama, memang…. Sangat unik dan berani..
Seperti apa FakFak itu?

Kabupaten FakFak berada dibagian selatan dari propinsi Papua Barat. 45 menit waktu yang dibutuhkan dari Sorong ke FakFak. Tiket sudah ditangan, datang terlalu tepat waktu, bawa carriel 45 liter, tanpa bagasi, berarti langsung masuk ke pesawat merah putih, dan duduk manis. Tampak dari atas awan putih, langit biru muda, daratan hijau dibingkai pasir putih, dan laut degradasi terqua- biru tua.

Setibanya pada pukul 12 siang waktu setempat, dengan langkah panjang 3 petualang ACI langsung berpose disekitar papan β€œBandar Udara Torea FakFak”. Bagasi sudah datang dan waktunya mencari mobil sewaan. Memang tarif Indonesia bagian timur rata-rata cukup mahal, setelah terjadi tawar menawar, akhirnya 100 ribu perjam. Kita belum tahu akan menginap dimana, sambil mencari tempat supir Ibons sekaligus tourguide lokal bercerita baru ini ada cerita putri duyung terdampar di Tomega. Menarik sekali tapi sulit tuk dipercaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œKokas Mini Hotel” menjadi pilihan ketiga kita. Ada dua tipe kamar, kipas angin 125 ribu dan AC 165 ribu. Lumayan nyaman dan bersih, AC nya pun cukup dingin. Pemandangan sejuk kota FakFak terlihat jelas dari balkon panjang pinggir hotel, tapi ada sedikit yang mengganggu, seketika terhenti mataku pada satu arah, pembangunan dermaga besar di tepi pantai kota, debu berterbangan saat truk bolak balik mengambil pasir. Terlintas pertanyaan di benakku, akankah hilang kemurnian kota FakFak ini demi pembangunan senderan kapal ini?. Sejujurnya, saya sangat suka akan tata kota FakFak, mudah-mudahkan, bisa dipertahankan dan dikembangkan.

Objek wisata pertama adalah air terjun Maredred. Jiwa bertualang pun dimulai, antusias dan penasaran terlihat dari cerewetnya kita. Di tengah perjalanan yang sudah 1 jam, ada warga setempat sedang asyik membuat kole kole (kata lain dari sampan panjang) memberitahukan bahwa sedang ada pelebaran jalan, sehingga sementara ditutup. Bisa saja ke air terjun tersebut, dengan jalan kaki plus menginap di hutan hanya butuh 2 hari. Akhirnya kami putuskan tidak melanjutkan perjalanan, dan menuju ke objek yang lain.

Pantai pasir putih, menjadi unik ketika kebebasan tersorot dari kegembiraan anak Papua yang sedang bermain pantai dan berlarian diantara buah pala yang sedang dijemur. Terlebih lagi, antusias tinggi mengajak kita melihat ular diantara tumpukan batu yang berlapis. Tim Papua Baratku, Riri dan Dadang tidak ada hentinya menganggu mereka dengan menyuruh bergaya genit di depan kamera. Letih sudah, saya mau duduk. Tapi kata ayah, harus bayar 20 ribu per orang untuk bisa berteduh duduk dibangku santai. Hahaha…alhasil, duduk dipasir saja.

Perjalanan ini memang menyenangkan ketika keceriaan kita bagi bersama. Menjadi lebih berarti, melewati pengalaman tak terduga datang.
Nikmatilah perbedaan di dunia.

Walk,
Nadine Chandrawinata

Hide Ads