Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy

Darmayanti - detikTravel
Senin, 23 Nov 2015 11:55 WIB
loading...
Darmayanti
Uang Bath Thailand
Ladyboy di Pattaya
Ketan mangga
Patung Buddha tidur
Bandara Suvarnabhumi
Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy
Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy
Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy
Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy
Pengalaman Beda Liburan ke Thailand, Digoda Ladyboy
Jakarta - Liburan ke Thailand bisa menjadi pilihan untuk traveler. Pasti ada pengalaman yang berbeda yang bisa dirasakan. Dari mulai wisata belanja, kuliner, hingga melihat lenggok Ladyboy yang menggoda.Β  Β Sekitar jam 03.30 pagi, saya berangkat dari rumah diantar adik lelaki saya dengan motor untuk ke kantor. Bukan untuk bekerja, tapi untuk ikut rombongan yang akan ke bandara CGK liburan ke Bangkok. Sampai di kantor saya di daerah Kemayoran jam 04.00 dan berangkat ke bandara jam 04.30. Sekitar jam 05.10 menit sampai di bandara, sudah terlihat banyak orang di antrian menuju Bangkok.Sampai di Bangkok, bandara Suvarnabhumi sekitar jam 11.10 waktu setempat, dan sudah terlihat antrian luar biasa dari para turis. Beberapa teman saya terlihat belum menerima dan mengisi form kedatangan yang harus diserahkan kepada bagian imigrasi sehingga mereka mulai berpencar mencari-cari formnya. Setelah keluar mulai menuju pengambilan bagasi, ternyata koper teman saya tidak ada, dan ada satu koper yang mirip dengan miliknya masih ada di roller.Kami masih menunggu sampai roller bagasi berhenti dan baru yakin bahwa ada orang lain yang salah mengambil koper dikarenakan sama ukuran dan gambarnya. Pasrah yang ada, saya melihat teman saya akan mulai menangis dan saya menemaninya untuk membuat laporan. Akibat kejadian ini, beberapa agenda jadi terbengkalai.Terpaksa rombongan berpisah, yang lain menuju restoran untuk makan siang, sementara saya, teman, dan bos saya serta guide tour mencoba mengurus koper yang salah ambil itu. Kami membawa koper yang tertinggal tersebut dan menyerahkannya kepada bagian yang bersangkutan dan meminta untuk mencari siapa pemilik koper tersebut berdasarkan nomor bagasi yang tertempel diluar koper. Tapi sepertinya masalah bahasa menjadi kendala, karena pengurusan ini memakan waktu hampir 2 jam lebih dan akhirnya kami makan di bandara, Tate cafe.Kami bergabung kembali dengan anggota tour lainnya untuk melanjutkan acara. Hati masih dalam keadaan bingung karena hanya baju yang melekat di badan saja yang tersisa, dan dengan senyum merekah saya berpikir mungkin ini saatnya untuk berbelanja kembali. Saya tidak ingin kejadian ini merusak rencana bersenang-senang .Pemberhentian pertama kami adalah Floating Market. Pasar yang berada di dekat sungai dan beberapa pedagang menggunakan perahu. Beberapa makanan patut di coba di tempat ini, seperti ketan susu mangga, martabak mangga dan juga durian, serta makanan kecil lainnya. Di tempat ini banyak kaos dengan tulisan 'Bangkok', makanan ekstrimnya berupa serangga dan lainnya juga ada, dan beberapa tas serta kerajinan tangan.Pada malam harinya kami mengunjungi tempat hiburan Pattaya. Di daerah Pattaya ini banyak sekali show untuk memanjakan mata turis yang menyenangi dunia hiburan. Beberapa tempat yang terlihat antrian di depan pintunya adalah 'Tiger Show', 'Man Show', dan show-show khas dunia malam lainnya. Bahkan ada restoran di pinggir jalan yang menyediakan para penari sexy. Beberapa penari terlihat duduk di bangku-bangku restoran yang sudah disediakan dan berusaha menarik perhatian para pejalan kaki. Beberapa customer sudah banyak yang berfoto sambil memeluk para penari yang memberikan pertunjukan menarik.Yang saya tonton adalah Tiffany Show, pertunjukan kabaret dari para ladyboy. Selesai menonton Tiffany Show, para pemain sudah ada di tempat keluar dan membiarkan para penonton untuk dapat mengabadikan moment bersama. Kadang para ladyboy menarik beberapa penonton pria untuk berfoto dan setelah selesai meminta bayaran beberapa puluh Bath. Jadi iri melihat mereka begitu cantik dan seksy sampai mengalahkan semua penonton wanita yang ada pada malam itu, miris rasanya.Selesai menonton, kami ke hotel untuk check in, yaitu 'Century Pattaya Hotel'. Ada beberapa teman yang keluar lagi dan pergi berjalan-jalan di daerah sekitar dan ada juga yang mengunjungi 'Hard Rock cafe', tapi saya memilih tidur dan menyiapkan kaos putih (yang baru saya beli) untuk mengunjungi 'Istana' besok pagi. Pagi-pagi sekali, sekitar jam 5, sudah ada 'morning call' dan kami harus bersiap-siap untuk breakfast serta check out hotel untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok.Tujuan kami berikutnya adalah Grand Palace dan Emerald Buddha Temple. Untuk masuk ke dalam Grand Palace atau Istana Raja, peserta diwajibkan untuk berpakaian sopan yaitu tidak boleh memakai celana pendek dan baju lengan pendek yang terlihat ketaknya. Kami juga mengunjungi 'Sleeping Budha' dan saya sangat terpesona dengan patung ini karena sangat besar dan panjang.Mengunjungi Chaophaya River, kami diceritakan tentang kegiatan yang sering dilakukan di sana yaitu memberi makan ikan, dan kami ditawarkan untuk membeli roti tawar seharga 20 bath. Saya membeli satu dan melemparkan potongan2 roti ke dalam air. Senang rasanya melihat ikan-ikan saling berebutan memakan roti yang kami lempar. Akhirnya kami sampai di Wat Arun, tempat belanja lainnya. Setelah selesai belanja, kami menuju restoran yang sudah dipesan, sayangnya jalan macet sehingga restoran sudah tutup.Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalan ke Wat Pho dan Wat Trimit, tempat kuil-kuil dan kerajinan tangan khas Thailand. Tiada hari tanpa belanja, karena selepas dari kuil kami mengunjungi Chatucak Weekend Market. Pasar ini mirip seperti pasar kebanyakan yang ada di Indonesia. Beragam macam pedagang tumpah ruah di sini. Kaos-kaos dan celana murah, aneka makanan ringan untuk oleh-oleh, kerajinan khas Bangkok, dan pastinya beragam fashion yang dapat dinikmati selama perjalanan di dalam pasar.Jika tidak tahan dengan kepanasan dan keriuhan pasar, di sebelah pasar, terdapat sebuah mall, JJ Mall, yang lebih adem dan bersih, tinggal pilih saja. Pasar Chatucak dan JJ Mall pasti sangat berbeda dalam segi barang dan harga, tergantung kebutuhan dan tujuan dari para turis. Tapi sayangnya, pasar ini berbahaya karena banyak pencopet dan hipnotis. Teman saya menjadi korbannya dan kehilangan uang sebesar 5000 bath. Hati-hati yah kalau kemari, selalu waspada dan usahakan jangan melamun atau berjalan sendirian.Selesai di Chatucak, kami berangkat ke 'Dynasty' hotel untuk check in. Ternyata Hotelnya tidak lebih baik dari sebelumnya, malah lebih parah, karena kamar mandi yang saya tempati atapnya bocor, shower mandinya terpantek di tembok sehingga tidak bisa digunakan leluasa, harus dengan posisi berdiri, sehingga membuat susah ketika harus menggunakan kloset. Selesai masuk kamar, beberapa teman berjalan-jalan di pasar di dekat hotel sampai jam 11 malam, lalu saya tidur dengan lelap untuk menunggu kepulangan esok hari.Jam 6 pagi waktu Bangkok, morning call sudah berbunyi, saya yang pertama mandi. Selesai mandi, saya membereskan isi tas dan bersiap untuk sarapan. Jam 8, kami selesai sarapan dan melanjutkan perjalan ke Thepprasit Brand, sebuah tempat khusus penjualan madu berkualitas, tapi sayangnya saya tidak membelinya untuk dibawa pulang ke Indon karena persediaan madu saya masih banyak di rumah. Saya hanya membeli coklat yang dijual di tempat itu.Akhirnya kami tiba di bandara Suvarnabhumi untuk pulang, sebagian dari kami masih melanjutkan tour untuk 1 hari lagi sehingga rombongan terpisahkan. Bersama 24 orang lainnya, saya mulai menuju pengecekan imigrasi, mengurus boarding dan bagasi. Ada banyak petugas imigrasi yang berada di konternya, hampir 30 konter yang buka untuk melayani para pengguna pesawat.Tiba di Indonesia, dihadapkan pada antrian yang membludak pada pintu kedatangan. Beberapa turis yang datang berbicara tidak suka dengan keadaan ini karena petugas imigrasi hanya 3 orang, sementara antrian sudah sampai halaman parkir.Pihak imigrasi beralasan bahwa ada pergantian shift kerja dan dengan bodohnya tidak mengetahui bahwa pada jam tersebut ada banyak pesawat yang mendarat sehingga tidak bisa mengantisipasi antrian yang mulai memanas. Benar-benar pengalaman liburan ke Thailand yang beda dari biasanya.
Hide Ads