Jakarta - Keindahan Nusa Penida kini mulai jadi destinasi pilihan wisatawan. Salah satu yang makin populer adalah Pantai Atuh yang tersembunyi namun cantik.Siapa sih, yang gak tahu Nusa Penida? Pulau yang ada di Provinsi Bali ini mempunyai banyak pantai yang keren banget dan wajib dikunjungi. Seperti Pantai Kelingking, Pantai Anggel Bilabong, Pantai Atuh dan masih banyak lagi destinasi yang disambangi saat ke pulau ini.Nah berkunjung ke Nusa Penida ini, ada beberapa cara yang bisa penggunjung gunakan. Seperti melalui Pantai Sanur dengan speed boat seharga 75 ribu, atau melalui Padang Bai menggunakan kapal Fery seharga 31 ribu, pilihan yang lebih murah.Agustus 2019 lalu, saya berkesempatan buat ke pulau ini dan menginap satu malam. Seperti daerah turis di Bali pada umumnya, di Nusa Penida sudah terdapat banyak sekali hotel dan homestay yang bisa disewa dengan harga murah meriah. Saat itu saya memilih sebuah homestay yang bersih dan nyaman hanya dengan harga 120ribu/malam saja untuk kapasitas dua orang.Salah satu tujuan utama saya ke sini adalah Pantai Atuh. Lokasinya di sebelah timur Nusa Penida. Menuju pantai ini, saya harus melalui jalanan berbatu yang berlika-liku, naik dan turun dengan kondisi cukup rusak. Pagi itu saya ke Pantai Atuh bersama seorang teman bernama Iwan. Ya, kami memang sudah merencanakan ini sejak awal sampai Nusa Penida. Sengaja pagi karena siang ini Iwan akan pulang duluan. Sekitar pukul 06.00 Wita, kami melaju dengan sepeda motor sewaan. Oh iya, harga sewa motor di Nusa PenidaΓβΓΒ sekitar Rp60-75 ribu saja.Sembari bersiap mengemudikan sepeda motor, si anak Kalimantan ini bilang, "Saya saja yang bawa motornya, kapan lagi nyobain jalanan di Nusa penida," ujarnya.Yasudah saya nyantai saja dibonceng Iwan. Perjalanan kami dari homestay menuju Pantai Atuh memakan waktu setidaknya 45 menit dengan arahan aplikasi google maps.Perjalanan kami menuju Pantai Atuh ternyata tidak semulus yang dibayangkan, menjauh daerah perkampungan warga, jalanan mulai naik-turun dan berliku. Ditambah kondisinya tidak cukup baik membuat sepeda motor kami sempat terseok-seok. Maklum aja ya, beban berat badan saya yang dibonceng Iwan.Hingga sampailah pada titik, di mana malang tak dapat ditolak, saat kami di tanjakan dengan belokan cukup tajam, sepeda motor yang dikendarai Iwan oleng, dan mendadak hilang kendali. Membuat kami, bujang-bujang sangar yang tengah traveling di Nusa penida harus merasakan kerasnya aspal jalanan.Tanpa tedeng aling-aling, disaksikan oleh mentari Nusa Penida yang mengintip malu-malu dari balik pepohonan sisi jalan, kami terperosok tidak berdaya ke sisi kiri jalan dan terjatuh dari motor. Sungguh dramatis sekali.Beruntung sepeda motor sewaan dan kami baik-baik saja. Meski tangan dan siku kami terdapaat luka lecet dan tergores di beberapa bagian, tapi itu semua tidak sedikitpun mengurangi semangat kami untuk jalan. Laki sih gitu, kalo cuma luka lecet di tangan hal biasa, asal bukan lecet di hati.Perjalanan tetap kami lanjutkan, melaju pelan-pelan dengan bertukar posisi, saya yang bawa sepeda motornya. Hingga sampailah kami di lokasi semacam tempat parkir. Saat itu kami kompak terdiam, sembari membatin, kok sepi, ya. Di mana pantainya?Jadi begini, kami ke Pantai Atuh dengan berpegang teguh pada instruksi yang diberikan oleh google maps, saat si maps menunjukan bahwa kami sudah sampai, dengan nurutnya kamipun menghentikan kendaraan. Kami percaya saja, tanpa merasa curiga barang sedikitpun.Usut punya usut, ternyata lokasi Pantai Atuh ada di bawah. Sehingga kami harus turun melewati jalan setapak bebatuan menuju ke sana. Alih-alih menunjukkan jalur yang biasa pengunjung gunakan untuk ke Pantai atuh, google maps membawa kami menuju lokasi terjauh menuju Pantai Atuh.Berhubung sudah kepalang tanggung, ya kami turun ke bawah dengan agak repot melalui jalan terjal. Saat itu matahari pagi masih hanga-hangat enak, maksudnya belum terlalu panas gitu dan kebetulan si Pantai Atuh lagi sepi pengunjung. Saya berspekulasi pantai ini cukup tersembunyi, sehingga tidak banyak dikunjungi turis.Bersantai-santai malas dan melepas penat sembari mengagumi lukisan alam di tepi Pantai Atuh adalah pilihan yang amat tepat dan tidak akan terganti. Lupakan insiden kerasnya aspal jalan dan lecet di tangan tadi, sebab semuanya seolah terbayar lunas begitu sampai pantai inu. Terlebih masuk ke Pantai Atuh ini gratis.Pantai Atuh memiliki bentang alam yang cukup unik dengan bebatuan karang yang menjulang tinggi serupa pulau-pulau yang terlalu mepet ke pesisir. Birunya langit Bali pagi itu terpantul sempurna oleh air laut yang amat jernih dengan ombak yang cukup tenang. Keren abis!Tapi aktifitas duduk-duduk ganteng di gazebo tepi Pantai Atuh sembari selfie tipis-tipis harus berakhir karena Iwan harus mengejar Kapal Fery menuju Padang Bai jam 09.30 Wita. Kami kemudian segera bertolak menuju pelabuhan demi Iwan yang akan pulang, sedangkan jadwal saya jam 13.00 Wita nanti melalui Sanur menggunakan kapal cepat.Pantai-pantai Nusa Penida ini memang indah, sudah bukan rahasia lagi kalau banyak turis asing yang sengaja berkunjung ke pulau ini setiap tahunnya. Tapi sesekali, saya juga pingin jadi turis di negeri orang. Mengunjungi pantai di Dubai misalnya yang merupakan Dream Destination saya.Ya, hitung-hitung studi banding. Apa bedanya pasir putih di Nusa Penida sama di Dubai. Kalau ke Dubai saya pengen banget ke pantai Jumeirah. Konon, pantai ini sangat dekat dengan kota Dubai, kita bisa lihat unta-unta yang berkeliaran, dan gokilnya konon ada perpustakaannya juga di pantai ini. Kebayang nggak sih, gimana kerennya kalau bisa ngerasain langsung main-main ke perpustakaan di salah satu pantai Dubai ini.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!