Inilah Selandia Baru Ala Papua

New Zealand Pass berada di ketinggian sekitar lebih dari 4.100 mdpl. Jalur ini merupakan pertemuan berbagai jalur pendakian ke Puncak Carstensz dari Soangama, Ilaga dan Sugapa. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 pun lewat sana (Afif/detikTravel)

Sebenarnya New Zealand Pass merupakan trek yang penuh bebatuan tanpa pohon. Hanya ada batu dan rumput saja. Udara di sana sudah mulai terasa tipis dan anginnya cukup kencang sepanjang hari (Afif/detikTravel)

Sebenarnya, sulit mencari literatur atau sejarah mengenai pemberian nama New Zealand Pass. Mungkin, mereka yang memberikan nama itu, terkesima dengan padang savana yang terlihat dari atas sana (Afif/detikTravel)

Panorama yang seperti lanskap alam di Selandia Baru, akan terlihat jika pendaki menengok ke belakang dari New Zealand Pass. Padang savananya terlihat jelas yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi (Afif/detikTravel)

Terlihat pula, Danau Larson yang begitu indah. Biasanya, para pendaki akan pelan-pelan berjalan di New Zealand Pass untuk memotretnya terlebih dulu (Afif/detikTravel)

Ada lagi, dua danau yang tanpa nama. Dua danau yang terlihat cantik, dengan salah satunya punya tiga warna yakni warna krem, hijau dan biru (Afif/detikTravel)

Padang savana yang terlihat dari New Zealand Pass, sebenarnya adalah jalur pendakian dari Sugapa-Ugimba-Tambua. Ternyata, belum banyak pendaki yang lewat sini! (Afif/detikTravel)

Begitu pemandangan padang savana sudah tak terlihat, para pendaki akan menemui tanah luas penuh batu. Dari situ, harus jalan kaki sekitar 3 jam untuk tiba di Basecamp Danau-danau (Afif/detikTravel)

Di New Zealand Pass, para pendaki bisa melihat fenomena alam berupa batu yang melawan gravitasi. Bayangkan saja, batunya ada di ketinggian 4.500 mdpl dan posisinya miring seperti akan jatuh namun tidak jatuh (Afif/detikTravel)

Trek di New Zealand Pass juga naik turun dan licin karena banyak tanah yang diinjak berupa batu-batu kerikil. Jangan lupa siapkan persedian air yang cukup (Afif/detikTravel)