Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa

Andi Saputra - detikTravel
Senin, 19 Okt 2015 13:21 WIB

Jakarta - Di luar negeri, pertunjukan para seniman jalanan sering jadi atraksi menarik untuk turis. Dari Melbourne di Australia sampai London di Inggris, pertunjukan mereka patut diabadikan dalam kamera.

Dalam pengalaman detikTravel menjelajah beberapa negara dalam kesempatan berbeda, seni jalanan (street art) kini menjadi atraksi yang tidak bisa terpisahkan dari wisata kota. Bagi wisatawan, street art bisa menjadi musik nyata dalam menikmati sebuah destinasi di luar negeri (Andi Saputra/detkTravel)
Seperti di Melbourne, Australia, wisatawan yang berkunjung ke Victoria Market, bisa melepas penat keliling pasar sambil makan donat dan secangkir kopi hangat. Agar suasana semakin hidup, bisa mencari tempat duduk di berbagai sudut pasar dengan ditemani mendengarkan petikan gitar dan suara pengamen (Andi Saputra/detkTravel)
Hal serupa dilihat detikTravel di Seoul, Korea Selatan. Di salah satu sudut kota Seoul, Myeongdong, seorang anak muda melakukan atraksi sulap kontemporer dicampur gerakan pantomim (Andi Saputra/detkTravel)
Berjalan tidak jauh dari Piccadilly, beberapa anak muda asyik melakukan braeak dance dan bisa menarik puluhan pejalan kaki untuk melihat aksinya. Beberapa blok dari taman itu, wisatawan juga bisa melihat berbagai atraksi di Covent Garden Market. Tempat ini tidak jauh dari Leicester Square Station (Andi Saputra/detkTravel)
Di kota kuno Terakota, Xian, China, street art nyaris tidak ada. Meski demikian, kita bisa menikmati aksi pemain alat musik tiup tradisional memainkan musik di samping dagangannya (Andi Saputra/detkTravel)
Di Picadilly Circus, London, ada seorang pengamen menggunakan alat tiup Skotlandia memainkan musik di depan patung kuda di tepi jalan. Aksinya membuat orang antre berfoto bersama dengannya (Andi Saputra/detkTravel)
Bagi yang berkesempatan ke Volendam, Belanda, sempatkan menikmati petikan gitar kecil dari seorang kakek tua. Ia duduk manis di depan sebuah bangunan kincir raksasa dengan menyanyikan lagi khas Belanda tempoe doeloe. Sebuah gelas di taruh di sebelah kakinya untuk menerima recehan Euro dari para wisatawan (Andi Saputra/detkTravel)
Penampilan seniman jalanan ini mungkin pemerintah Indonesia bisa belajar mengemas street art sebagai daya tarik wisata. Pertunjukannya harus berkualitas dan memberikan tata krama dalam mengamen, dari berpenampilan menarik, tidak kumal, sopan dan tidak memaksa meminta uang dari wisatawan (Andi Saputra/detkTravel)
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Uniknya Para Seniman Jalanan di Australia Sampai Eropa
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads