Foto: Pesumo Juga Manusia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto: Pesumo Juga Manusia

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 01 Agu 2017 22:20 WIB

Nagoya - Sumo jadi olahraga tradisional paling populer di Jepang. Mari kita intip sisi lain kehidupan para pesumo yang tidak pernah kita tahu sebelumnya.

Sumo adalah olahraga tradisional yang sudah bertahan sejak abad 15 di Jepang. Para pesumo ini harus berlatih selama lebih dari 3 jam, setiap harinya. Salah satu contohnya bisa dilihat di Sasana Tomozuna, milik pesumo kelahiran Mongolia bernama Tomozuna Oyakata (Issei Kato/Reuters)

Jangan kira menjadi pesumo itu gampang. Mereka harus menjalani latihan yang sangat berat. Mereka harus menjadi yang terbaik, membanting lawan hingga jatuh ke tanah, atau mengeluarkan lawan dari lingkaran (Issei Kato/Reuters)

Seusai latihan, apa yang biasanya dilakukan para pesumo? Tentu saja makan bareng. Makan siang ini biasanya disiapkan oleh pesumo yang lebih junior (Issei Kato/Reuters)

Salah satu pesumo bernama Kaiho ini sedang menikmati santap siang setelah selesai menjalani sesi latihan pada pukul 10.30 pagi. Dalam sehari, para pesumo biasanya makan besar sebanyak 2 kali (Issei Kato/Reuters)

Penasaran makanan apa yang biasanya disantap oleh para pesumo? Makanan ini namanya Chanko Nabe, seporsi besar hotpot yang isinya daging babi dan sayuran. Tak lupa nasi, dan juga ikan sarden goreng (Issei Kato/Reuters)

Seusia sesi latihan, biasanya para pesumo akan melayani sesi jumpa fans dengan para penggemarnya. Tak jarang mereka memberikan tanda tangan secara cuma-cuma dan berfoto bersama. Seperti yang dilakukan pesumo bernama Tomozuna ini (Issei Kato/Reuters)

Seusai makan siang, para pesumo akan langsung beristirahat dan tidur siang selama beberapa jam. Selama sesi tidur siang ini, para pesumo akan mengenakan masker oksigen untuk membantu memperlancar pernafasan mereka (Issei Kato/Reuters)

Seorang pegulat kelahiran Mongolia bernama Kyokushuho, sedang merapikan rambut setelah menjalani sesi latihan. Menjadi seorang pesumo berarti sudah siap akan resikonya, termasuk meninggalkan kewarganegaraan Mongolia dan menjadi WN Jepang (Issei Kato/Reuters)

Para pesumo yang terlihat sangar ini rupanya ramah terhadap anak-anak lho. Pesumo bernama Kainoryu ini terlihat sedang menghibur anak-anak TK yang sedang berkunjung ke Kuil Ganjoji Yakushido, Jepang (Issei Kato/Reuters)

Para pesumo ini juga terlibat dalam Festival Tanabata yang berlangsung Jumat (7/7) silam. Pohon bambu ini dengan kertas warna-warni berisi permohonan tertulis dari para anak-anakΒ  (Issei Kato/Reuters)

Pesumo bernama Kyokutaisei ini sedang beristirahat sambil main smartphone di kamarnya. Mereka biasanya menyewa tempat tinggal tak jauh dari sasana tempatnya latihan (Issei Kato/Reuters)

Pesumo bernama Kainishiki sedang berjalan pulang seusai menjalani latihan di Kuil Ganjoji Yakushido. Meski bukan asli Jepang, para pesumo ini tetap menghormati kebudayaan asli Jepang (Issei Kato/Reuters)

Pesumo yang berasal dari Brasil, Kaisei dan Kyokushuho yang asli Mongolia sedang bersiap untuk latihan. Menjalani hidup sebagai seorang pesumo, berarti mereka harus makan, hidup, dan bernafas dengan kebudayaan Jepang (Issei Kato/Reuters)

Masalah kewarganegaraan memang jadi problematika tersendiri. Meski Sumo asli Jepang, tetapi para pesumonya kebanyakan berasal dari luar negeri, terutama Mongolia. Itu karena generasi muda Jepang sudah jarang ada yang mau jadi pesumo lagi (Issei Kato/Reuters)

Meski para pesumo ini bukan asli Jepang, tetapi mereka tetap ingin melestarikan olahraga sumo yang sudah ada sejak abad ke-15. Sungguh cita-cita yang mulia (Issei Kato/Reuters)

Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Foto: Pesumo Juga Manusia
Hide Ads