Gunungkidul - Musim kemarau, debit air Embung Nglanggeran kini berkurang drastis. Nyaris kering kerontang, jumlah pengunjung di embung cantik ini pun menurun signifikan.
Foto: Kering Kerontang Embung Nglanggeran

Beginilah situasi terkini Embung Nglanggeran di Gunungkidul, Yogyakarta. Saat musim kemarau, debit air embung ini menyusut secara drastis. (Pradito/detikcom)
Dari pantauan detikcom, susutnya debit air Embung Nglanggeran membuat suasana sangat sepi pengunjung. Bisa dibilang, jumlah pengunjung menurun secara signifikan. (Pradito/detikcom)
Hal itu dibenarkan oleh Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Aris Triyono. Dari biasanya 10-15 ribu orang per bulan, jumlah pengunjung turun jadi tinggal 2 ribu orang saja dalam sebulan. (Pradito/detikcom)
Pihak pengelola menyiasati keringnya embung ini dengan mengalihkan tujuan wisata pengunjung ke objek wisata lain seperti Gunung Api Purba Nglanggeran. (Pradito/detikcom
Cukup sedih memang jika melihat kondisi Embung Nglanggeran saat musim kemarau. Tapi kondisi tersebut tidak bisa ditolak karena merupakan faktor alami. (Pradito/detikcom)
Meski nyaris kering kerontang, traveler tetap bisa berkunjung ke embung ini. Tiket masuk dipatok Rp 10 ribu per orang. (Pradito/detikcom)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan