Jakarta - Google Arts & Culture meluncurkan program Heritage on the Edge. Program ini untuk mendokumentasikan dan 'mengabadikan' objek warisan dunia dalam digital.
Potret Google 'Selamatkan' Warisan Dunia

Ini adalah The Nine Dome Mosque masjid kuno yang berada di Bangladesh. Bangunan ini terancam keropos karena hantaman banjir dan rosi air asing. Maka itulah bangunan ini terdaftar dalam Google Arts & Culture untuk program Heritage on the Edge. (Google Arts & Culture)
Program ini bermitra dengan CyArk, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk membuat arsip digital 3D dari keajaiban yang terancam punah di dunia. Serta juga bekerja sama dengan Dewan Internasional tentang Monumen dan Situs (ICOMOS), sebuah organisasi non-pemerintah global yang berdedikasi untuk melestarikan situs-situs yang penting secara arsitektural dan arkeologi. (Google Arts & Culture)
Dengan bantuan ahli, CyArk melakukan ragam ekspedisi pengumpulan data untuk mendokumentasikan setiap situs. Mulai menggunakan fotogrametri, pemindaian 3D, pengambilan video drone, dan wawancara untuk menilai lokasi dan menawarkan dukungan konservasi. (Google Arts & Culture)
Nantinya data yang dikumpulkan Google ini bisa diakses oleh ahli pemulih, peneliti, pendidik, dan ahli pengawet, dan perusahaan teknologi untuk memberikan pelatihan lokal bagi pengelola warisan. Tentu saja hal ini diharapakan dapat membantu pekerjaan mereka. (Google Arts & Culture)
Sejauh ini, tim telah menyelesaikan kerja lapangan di lima landmark yaitu Rapa Nui, Edinburgh, Chan Chan, Kilwa Kisiwani di Pesisir Swahili Tanzania, dan Mosque City of Bagerhat di Bangladesh. Tim ini juga telah membuat lebih dari 50 pameran online, enam 360 derajat street view tours, 25 model 3D, dan dua model realiti Pocket Gallery, salah satu Nine Dome Mosque di Bangladesh dan yang lainnya dari Benteng Gereza di Tanzania.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan