Sangiran - Desa Sangiran di Sragen selama ini dikenal sebagai 'rumah' manusia purba. Berkunjung ke Sangiran, Menparekraf Sandiaga Uno menyempatkan naik gethek. Lihat deh!
Bertamu ke Rumah Manusia Purba, Sandiaga Naik Gethek

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno berkunjung ke desa wisata Sangiran akhir pekan lalu. Sandiaga memuji Desa Wisata Sangiran sebagai kawasan wisata kelas dunia. (Andika Tarmy/detikTravel)
Ditemani Bupati Sragen,= Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sandiaga Uno menyempatkan diri untuk naik perahu bambu atau yang disebut gethek oleh masyarakat lokal. Sandiaga naik gethek dalam perjalanan ke Punden Tingkir. (Andika Tarmy/detikTravel)
Mereka naik gethek menyusuri sungai kecil sejauh sekitar satu kilometer. Keduanya kemudian tiba di Punden Tingkir yang menjadi pesona kedua Desa Wisata Sangiran, selain Museum Purbakala Sangiran. (Andika Tarmy/detikTravel)
Sangiran adalah rumah bagi fosil manusia purba. Sebelum ke Punden Tingkir, Sandiaga menyempatkan untuk melihat-lihat Museum Purbakala Sangiran. Museum ini terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen. (Andika Tarmy/detikTravel)
Setibanya di Museum Sangiran, Sandiaga langsung memesan tiket di loket pintu masuk museum. Tak tanggung-tanggung, Sandiaga memborong 500 lembar tiket seharga total 4 juta rupiah. (Andika Tarmy/detikTravel)
"Desa Wisata Sangiran ini kelasnya dunia. Karena ini adalah situs yang diakui dunia dan UNESCO sebagai situs yang umurnya 1,8 juta tahun. Ini adalah situs yang menunjukkan bahwa peradaban kita adalah peradaban tinggi," puji Sandiaga. (Andika Tarmy/detikTravel)
Saat di Punden Tingkir, Sandiaga sempat meninjau pasar rakyat yang menjual berbagai potensi lokal. Dia melihat banyaknya potensi UMKM yang tumbuh di Desa Wisata Sangiran. DiΒ meminta hal tersebut tetap dijaga demi menjaga kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya di desa tersebut. (Andika Tarmy/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan