Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto Travel

Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu

Rifkianto Nugroho - detikTravel
Jumat, 26 Nov 2021 12:11 WIB

Yogyakarta - Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Perajin menunjukkan kerajinan batik kayu di Desa Wisata Krebet, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Desa Wisata Krebet dikenal sebagai penghasil batik kayu.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Kerajinan ini terbuat dari kayu dan dihias ukiran batik.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Kerajinan ini bermacam-macam jenisnya, mulai dari perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, hingga sendok dan garpu, sampai barang kesenian seperti wayang.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

detikcom sempat singgah di Desa Wisata Krebet dalam Ekspedisi 3.000 Kilometer bersama Wuling. Suasana desa ini begitu tenang dan pemandangannya cantik.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Dulunya, desa ini disebut Desa Ngalas yang artinya hutan. Maklum, sebelum tahun 80-an, desa itu tertutup hutan yang didominasi pohon jambu.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Pada tahun 1970-an, masyarakat mulai membuat kerajinan berbahan kayu. Tujuannya sederhana, untuk memenuhi kebutuhan warga Desa Krebet.Β Kerajinan kayu itu kemudian dimodifikasi menjadi batik kayu oleh Anton Wahono. Anton merupakan pemilik sanggar Punokawan yang juga perajin wayang kulit.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Membatik di atas kayu tentu bukan pekerjaan mudah. Semua produksi dilakukan secara manual.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Kayu itu diukir membentuk motif batik, kemudian dicanting menggunakan lilin selayaknya kain batik.

Desa Wisata Krebet rupanya punya sejarah panjang sebelum menjadi sentra batik kayu. Dulunya, desa itu tertutup hutan dan masyarakat bekerja serabutan.

Batik kayu ini diminati masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia. Negara-negara seperti Jepang hingga China menjadi tujuan ekspor batik kayu. Namun karena pandemi COVID-19, permintaan batik kayu ini menurun.

Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Dulu Hutan, Kini Desa Krebet Jadi Sentra Batik Kayu
Hide Ads