Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Foto Travel

Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi

Rifkianto Nugroho - detikTravel
Sabtu, 27 Nov 2021 09:00 WIB

Yogyakarta - Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Perajin menunjukkan kerajinan hasil karyanya di Desa Wisata Krebet, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Desa Wisata Krebet dikenal sebagai penghasil batik kayu. Namun di masa pandemi COVID-19, desa ini mulai kehilangan pembeli kerajinan itu.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Saat ini permintaan batik kayu memang sedang lesu. Apalagi di masa awal pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, permintaan bahkan nihil.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Kerajinan yang dibikin di desa ini bermacam-macam jenisnya, mulai dari perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, hingga sendok dan garpu, sampai barang kesenian seperti wayang.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Di masa pandemi COVID-19, permintaan batik kayu mengalami menurun. Tak ada lagi wisatawan yang biasanya datang ke sana untuk membeli oleh-oleh dan suvenir.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Dulu permintaan banyak dari tamu yang datang. Biasanya sehari bisa 5-10 mobil yang cari oleh-oleh atau souvenir untuk dibawa pulang. Selama pandemi ini tidak ada sama sekali.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Di masa kejayaannya, batik kayu ini banyak dibeli oleh orang-orang Jepang hingga China. Pesanan dari berbagai daerah di Indonesia juga lancar.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Lesunya penjualan batik kayu juga berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Ketua Desa Wisata Krebet Agus Jati Kumara menuturkan, ada 43 rumah produksi batik kayu di desa tersebut, namun saat ini yang aktif hanya 10.

Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.

Ketua Desa Wisata Krebet Agus Jati Kumara berharap di masa depan pemerintah dapat lebih memperhatikan para perajin. Selain itu diharapkan pula agar kebijakan yang diambil disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah

Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi
Hide Ads