Yogyakarta - Pandemi COVID-19 membuat penjualan batik kayu menurun di Desa Wisata Krebet. Perajin pun mencoba bertahan dengan melakukan penjualan online.
Foto Travel
Dihajar Pandemi, Batik Kayu Krebet Berinovasi

Perajin menunjukkan kerajinan hasil karyanya di Desa Wisata Krebet, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Desa Wisata Krebet dikenal sebagai penghasil batik kayu. Namun di masa pandemi COVID-19, desa ini mulai kehilangan pembeli kerajinan itu.
Saat ini permintaan batik kayu memang sedang lesu. Apalagi di masa awal pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, permintaan bahkan nihil.
Kerajinan yang dibikin di desa ini bermacam-macam jenisnya, mulai dari perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, hingga sendok dan garpu, sampai barang kesenian seperti wayang.
Di masa pandemi COVID-19, permintaan batik kayu mengalami menurun. Tak ada lagi wisatawan yang biasanya datang ke sana untuk membeli oleh-oleh dan suvenir.
Dulu permintaan banyak dari tamu yang datang. Biasanya sehari bisa 5-10 mobil yang cari oleh-oleh atau souvenir untuk dibawa pulang. Selama pandemi ini tidak ada sama sekali.
Di masa kejayaannya, batik kayu ini banyak dibeli oleh orang-orang Jepang hingga China. Pesanan dari berbagai daerah di Indonesia juga lancar.
Lesunya penjualan batik kayu juga berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Ketua Desa Wisata Krebet Agus Jati Kumara menuturkan, ada 43 rumah produksi batik kayu di desa tersebut, namun saat ini yang aktif hanya 10.
Ketua Desa Wisata Krebet Agus Jati Kumara berharap di masa depan pemerintah dapat lebih memperhatikan para perajin. Selain itu diharapkan pula agar kebijakan yang diambil disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba