Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Picture Story

Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra - detikTravel
Sabtu, 26 Mar 2022 05:41 WIB

Sumatera Barat - Pacu Jawi menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu warga Tanah Datar. Hingga kini tradisi balapan sapi ini masih dijaga eksistensinya oleh warga Minang.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai "balapan sapi" dalam bahasa Indonesia merupakan tradisi sehabis masa panen padi sebagai wujud rasa syukur yang digelar setiap bulan dan bergantian di empat kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yakni Kecamatan Limo Kaum, Rambatan, Pariangan dan Sungai Tarab. Β 

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Selain sebagai wadah untuk meningkatkan harga jual sapi, Pacu Jawi juga menjadi media untuk meningkatkan kesehatan Jawi (Sapi). Selain itu, ajang ini selalu ditunggu-tunggu masyarakat karena menjadi sarana hiburan bagi mereka. Β 

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Saat pandemi COVID-19 tiba, atraksi permainan itu sempat dihentikan. Kemudian pada tahun 2021, kembali dicoba digelar namun Pemerintah Kabupaten Tanah Datar terpaksa kembali melarang karena dinilai melanggar protokol kesehatan. Β 

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Sejak itu, permainan tradisional itu pun hanya dilakukan terbatas. Digelar hanya berupa latihan tanpa penonton. Β 

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Saat kasus COVID-19 mulai mereda, pemerintah daerah kembali mempertimbangkan untuk membuka ajang Pacu Jawi sejalan dengan kalender pariwisata Tanah Datar 2022. Sehingga pada Februari 2022, ajang tersebut kembali digelar.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Pacu Jawi perdana itu digelar di Nagari Labuah Parambahan, Kecamatan Limo Kaum. Sejak minggu pertama hingga minggu terakhir, warga antusias mengikutinya.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Pada minggu terakhir, dua sapi terbaik didandani dengan aksesoris berupa sunting. Dua sapi itu bernama Jenggo dan Rajawali, sapi-sapi yang berbadan kekar dan besar.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Tak berapa lama pun kedua sapi itu bergabung dengan arak-arakan pawai yang membawa dulang berisi makanan menuju ke sawah pacuan.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Meskipun Pacu Jawi baru akan dimulai pukul 13.00 WIB, namun warga sudah mendatangi lokasi pacuan sejak pagi. Mereka melihat arak-arakan dulang dan sapi yang didandani, kemudian menikmati jajanan dan kuliner yang dijual di pasar dadakan, bersebelahan dengan lintasan balapan sapi tersebut.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Saat matahari mulai bergeser ke ufuk barat, warga baru bisa melihat ratusan sapi yang datang bergantian berpacu bersama joki. Mereka rela berdesak-desakan melihat sapi atau joki idola mereka beraksi. Meskipun terkadang, ada sapi-sapi yang berlari ke tengah-tengah penonton dan membuat histeris.

Pacu Jawi (bahasa Minang) atau yang dapat disebut sebagai

Namun, sapi-sapi yang berpacu keluar dari lintasan hanya sesekali saja. Para joki dan pemilik sapi berupaya agar sapi mereka berjalan sesuai jalur pacu. Sebab, sapi siapa yang jalan paling lurus adalah yang paling bagus.

Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Denyut Tradisi Pacu Jawi di Ranah Minang
Hide Ads