Jakarta - Walking tour kian populer di masa pandemi. Wisata sejarah menyusuri Kebayoran, Jakarta sambil jalan kaki kian seru karena tak cuma sehat tetapi juga hemat.
Foto Travel
Serunya Berjalan Kaki Sambil Susuri Wisata Sejarah di Kebayoran Jaksel

Walking tour alias wisata berjalan kaki kian populer di masa pandemi COVID-19. Di Jakarta, terdapat beragam pilihan walking tour yang dapat diikuti. Hal ini bisa disesuaikan dengan rute yang dituju, bujet yang dimiliki, hingga suasana yang diinginkan.
Salah satu komunitas yang menawarkan wisata jalan kaki adalah Ngopi Jakarta atau Ngojak. Komunitas ini dapat travelers temui melalui Instagram pada akun @Ngopijakarta. Ngojak sudah memulai perjalanan walking tour mereka sejak tahun 2016. Komunitas ini digagas oleh Achmad Sofiyan. Ia menginisiasi komunitas serta kegiatan walking tour dengan misi ingin memperkenalkan Jakarta dengan cara yang berbeda. Β
Achmad Sofiyan atau yang akrab disapa Mas Sofiyan kemudian menggandeng teman-temannya yang memiliki ketertarikan dengan lingkungan dan tata kota hingga akhirnya terbentuklah Ngopi Jakarta, sebuah komunitas yang menjadi wadah untuk belajar bersama. Dengan tujuan untuk memperkenalkan dan mengapresiasi ruang, kota, sejarah, dan budaya dari tempat-tempat yang dikunjungi.
Awalnya, mereka berfokus pada penelusuran kehidupan di perkampungan sekitar aliran Sungai Ciliwung. Setelah tema ini habis, barulah Ngopi Jakarta mulai menjelajahi wilayah-wilayah lain yang ada di Jakarta, salah satunya Kebayoran.
Beberapa destinasi yang dituju saat walking tour di Kebayoran di antaranya stasiun KRL Kebayoran, Pasar Kebayoran Lama, Masjid Al-Muyassarin, Kantor kelurahan Kebayoran Lama Utara (eks-kantor distrik Kebayoran), Situs eks-landhuis Gandaria, Taman Puring, Lasar Mayestik, Lab School (eks-Sekolah Pendidikan Olahraga), masjid dan makam KH Zainuddin MZ, eks-bangunan Radio Republik Indonesia (Radio Dalam), penanda toponim Petogogan, Gereja Barito dan gultik barito.
Berdasarkan unggahannya di Instagram pada 6 Mei 2022, Ngojak telah melakukan sebanyak 41 kali penjelajahan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun-tahun awal berkegiatan, Ngojak masih merupakan walking tour gratis yang terbuka untuk umum. Namun, kini Ngojak berinisiatif untuk memasang tarif donasi sebesar minimal Rp 35.000 untuk peserta yang ingin mengikuti perjalanannya.
Biaya pendaftaran ini dialokasikan untuk berdonasi ke tempat-tempat yang dikunjungi serta memfasilitasi peserta dengan makalah perjalanan. Pembagian makalah pada peserta diharapkan dapat membuat peserta membagikan kembali kisah-kisah perjalanan yang didapatnya. Dengan begitu, kisah-kisah tersebut dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Β
Selain rute yang berbeda dengan walking tour lain, Ngopi Jakarta juga memiliki misi untuk menerbitkan buku perjalanan dari berbagai ekspedisi yang telah dilakukan setiap tahunnya. Sebelum pandemi, Ngojak sudah berhasil menerbitkan dua buku perjalanan.
Kemudian, keunikan lain dari walking tour bersama Ngojak adalah pilihan rute yang tidak pernah sama. Achmad Sofiyan menyebutnya dengan istilah tidak pernah remedial.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan