PHOTOS
Menyusuri Kawasan TIM yang Kontroversial
Jakarta - Kompleks TIM belum diresmikan secara formal namun mulai dibuka untuk umum. Kawasan TIM versi baru mengundang decak kagum namun juga memantik kritik.

Petugas mendorong tong sampah melintasi pelataran TIM yang full beton. Bahkan, atapnya terbuat dari beton dan ditutup tanah dengan rumput di atasnya. Curah hujan tinggi di negara tropis dinilai kurang direspon dengan penggunaan lantai beton ini. Selain itu, pelataran utama menghadap barat menjadi lebih panas pada siang hingga sore hari. Â

Pekerja mengelap kaca di bagian depan kawasan TIM. Penggunaan kaca yang besar dan maksimal membutuhkan perawatan rutin. Pun demikian, kaca mempunyai kelebihan menyaring cahaya alami dan mengurangi biaya cahaya buatan. Â

Pelataran TIM dilihat dari lantai 2 Gedung Ali Sadikin. Terlihat hamparan lantai beton yang tidak menyerap panas siang hari. Konsep ini dikritik sebagai langkah yang kurang bijak menyikapi isu perubahan iklim. Â

Petugas membersihkan ramp (jalur pejalan kaki) dari air. Ramp ini tidak mempunyai atap kanopi sehingga langsung terkena air hujan dan panas matahari. Kelebihannya, cahaya menjadi lebih maksimal dan narasi arsitektur lebih gamblang terbaca. Â

Kolam air di tengah kepungan dinding semen ekspose. Kolam air ini bisa menjadi penyejuk pandangan sekaligus penjaga kelembaban udara. Hanya saja, memiliki kolam air dengan kedalaman sekitar 30 cm ini membutuhkan biaya perawatan khusus. Â

Pilar beton terlihat kecoklatan di bagian bawah. Coklat ini merupakan percikan air hujan yang jatuh dari garis sempadan bangunan (GSB) Gedung Graha Bhakti Budaya. Bagian dari konsep? Â

Petugas menyiram rumput pada atap tanah di bagian depan Taman Ismail Marzuki. Terlihat bagian tangga dan tembok mulai kotor terciprat air hujan. Â

Pengunjung melewati tangga labirin yang mengecil di bagian ujung. Di sebelahnya terdapat tangga yang lebih besar. Efektif atau hanya permainan visual saja? Â

Patung Ismail Marzuki berdiri di depan kompleks TIM. Di belakangnya, terdapat tulisan Gedung Ali Sadikin. Keterangan Ismail Marzuki berada di bagian kaki patung dan penghadap atas dengan tulisan yang kecil. Sepintas, penempatan tersebut bisa bermakna ganda yakni patung itu adalah patung Ali Sadikin. Perlu cermat ya biar nggak keliru. Â